TERNATE,HR—-Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Maluku Utara (Malut) saat ini, sudah mulai mengindentifikasi potensi bahkan kearifan masyarakat tempatan di Malut. Riset tersebut, menjadi dasar pergerakan orang muda yang tergabung si Gekrafs.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang 8 Riset dan Pelestarian Budaya Tradisi Nusantara, Gekrafs Malut Faris Bobero, dalam Talk Show pada acara penutupan Kebaya Fest 2021 bertajuk Memperkuat Akar Budaya Melalui Karya, di Benteng Oranje, Minggu, (6/6) malam.
Dalam kegiatan itu, Ofa Firman Mudaffar Sjah, dari Kesultanan Ternate yang turut membuka dan menutup acara tersebut. Ofa Firman juga membawakan subtema tentang Potret Ternate Masa Lalu dan Masa Kini.
Selain itu, ada Fitrah Ningsih, Jujaro Legu Gam Maloko Kie Raha 2013, yang membawakan subtema Eksistensi Pemuda dalam Perspektif Kebudayaan. Dan Didith Prahara, Ketua Ternate Haritage Society membawa subtema Warisan Budaya Lokal Sebagai Bentuk Indentitas Bangsa.
Sementara, Faris, yang juga selaku jurnalis di Maluku Utara ini, membawakan subtema Kebudayaan di Maluku Utara dalam catatan perjalanan Jurnalis.
Faris bilang, gerakan ekonomi kreatif sudah masif di era saat ini. Ide, kreativitas, dan kemampuan mengintensifkan informasi menjadi faktor utama untuk mengembangkan konsep.
Selain itu, katanya, pemerintah sebelumnya telah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan terdapat 16 subsektor yang ditetapkan sebagai bagian dari sektor ekonomi kreatif.
Dari 16 subsektor itu, ada beberapa yang sebenarnya menjadi penting untuk dikembangkan di Maluku Utara, “Ada seni pertunjukan, fotografi, dan lainnya. Ada Juga soal penerbitan. Nah, kita ini Maluku Utara ini sebenarnya banyak penulis tapi sulit mencari penerbit,” ungkapnya.
Selain itu, kata Faris, tantangan lainnya adalah, bagaimana peran Gekrafs di daerah-daeah. Sebab, menurutnya, setiap daerah memiliki karakter tersendiri. Sebab itu, metodenya harus disesuaikan dengan karakteristik dan sistem sosial daerah tersebut.
“Saat ini, Gekrafs Maluku Utara pun sudah mulai mengidentifikasi mencatat potensi hingga kearifan di beberapa daerah di Maluku Utara. Nah, dari pengidentifikasian ini, akan menjadi kajian untuk gerakan Gekrafs Maluku Utara kedepan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Gekrafs Malut Imran Guricci mengatakan, setelah dari Kebaya Fest, pengurus Gekrafs Malut akan dilantik oleh Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kebaya Festival adalah bagian dari rangkaian menuju pelantikan Gekrafs Malut yang akan di selenggarakan pada Bulan Agustus nanti,” kata Imran, Senin (7/6).(red)