TERNATE, HR – Rencana aksi perubahan Zero Waste Kota Ternate Melalui Pardidu (samPAh Rumahtangga jaDi Duit) oleh reformer Muhammad Syarif Can melalui program Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan X Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, rencananya akan dilaunching di Trans Depo Kelurahan Tubo.
Syarif, Rabu (24/7/2024) mengatakan, istilah Pardidu dalam bahasa keseharian di Kota Ternate diartikan dengan “berjalan tanpa tujuan”, sehingga akronim ini diambil sebagai pemantik judul aksi perubahan agar mudah diingat dan mudah diterima oleh masyarakat.
Kata dia, untuk membenahi persoalan sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate ingin merubah paradigma pengelolaan sampah dari kumpul, angkut, dan buang ke paradigma zero waste atau sampah nol. Dalam konteks ini diperlukan inovasi reduksi sampah yang harus diterapkan sebelum dilakukan pembuangan ke lokasi TPA. Pendekatan inovasi reduksi sampah menjadi kunci untuk mengurangi sampah.
Menurut Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH ini, produksi sampah di Kota Ternate sebesar 144 ton per hari, sampah tersebut di dominasi sampah organik yaitu sekitar 90 persen. Dan untuk sampah organik, DLH Kota Ternate sudah melakukan upaya reduksi, antara lain dengan membuat kompos skala rumah tangga, mereduksi sampah organik menggunakan maggot, membuat produk biochart, arang aktif, dan briket. Sedangkan sampah plastik sebagian kecil dikumpulkan pemulung untuk dijual ke pengepul. Dan sebagian besar sampah plastik tertolak dibuang begitu saja ke media ligkungan. Sehingga diperlukan inovasi reduksi sampah baik organik maupun anorganik.
Tambahnya, salah satu terobosan pengelolaan sampah organic yang sedang diterapkan di DLH Kota Ternate adalah dengan menggunakan Black Solder Fly (Lalat Tentara Hitam) sebagai cikal bakal reduksi sampah menggunakan Maggot.(nty)