Politisi Golkar Tanggapi Keluhan Sherly Terkait Pelayanan RSUD Bobong

  • Whatsapp

TERNATE,HR – Penyataan Sherly Tjoanda istri mendiang Calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos terkait fasilitas dan sarana prasarana kesehatan termasuk pelayanan di UPTD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bobong yang dinilai tidak tidak memadai akhirnya memicu tanggapan Politisi Partai Golkar yang juga Ketua MPO DPD Partai Golkar Malut, Amanah Upara.

Diketahui, pernyataan Sherly tersebut sempat viral di Medsos bahkan cendrung dipolitisasi.

Menurut Politisi Partai Golkar, Amanah Upara, faktanya tidak seperti yang diungkapkan oleh istri mendiang Benny Laos tersebut.

Amanah menyebutkan, soal pelayanan di RSUD Bobong itu sudah dilakukan sesuai SOP. Kader Golkar ini menyebutkan, RSUD Bobong itu baru dibangun kurang lebih 10 tahun atau seusia dengan Kabupaten Pulau Taliabu yang terbilang masih seumur jagung.

“RSUD Bobong Kabupaten Pulau Taliabu itu adalah RS tipe D. Keberadaannya tidak harus disamakan dengan RS Kabupaten/Kota lainnya yang sudah masuk tipe C,” cetus Amanah.

Dikatakan Amanah, RSUD Chasan Bosoery Ternate misalnya adalah RS tipe B. Dari segi usia, RS yang menjadi pusat rujukan di Maluku Utara ini memasuki usia 20 tahun. Dari segi pembiayaan, BLUD RSUD Chasan Bosoery itu Pembangunannya dibiayai oleh APBD dan APBN. Sekalipun demikian masih terdapat banyak aspek yang belum terpenuhi semisal fasilitas gedung, Alkes, tenaga medis apalagi soal pelayanan termasuk kesejahteraan tenaga medis dan tenaga layanan kesehatan.

Pernyataan Sherly tersebut menurut Amanah bakal melahirkan distrust atau ketidakpercayaan publik kepada Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu. Padahal faktanya, Pemda Taliabu sudah memberikan pelayanan maksimal kepada korban insiden kebakaran Speedboat milik Benny Laos tersebut.

“Seharusnya ibu Sherly patut berterimakasih kepada masyarakat Taliabu, Pemda dan Polres Taliabu yang telah membantu mengevakuasi para korban insiden tersebut. Bukan harus balik mengkritisi Pemda dan masyarakat Taliabu,” terangnya.

Amanah menyebutkan, statement keluhan oleh Sherly sangat bernada politis. Hal ini karena Bupati Taliabu, Haji Aliong Mus juga mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara berpasangan dengan Syahril Thahir.

“Seandainya musibah tersebut tidak terjadi di Taliabu dan Haji Aliong Mus tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara maka dipastikan Sherly tidak akan ber-statement demikian yang kemudian itu tidak akan memicu kegaduhan di Maluku Utara,” tandas Amanah.

“Kami berharap, ibu Sherly harus lebih dewasa dan sabar dalam menghadapi musibah ini. Semua mahluk ciptaan Tuhan pasti tidak menghendaki musibah serupa. Semuanya ini karena sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa,” ucap Amanah.

Kita semua berharap Pilkada Malut bisa berjalan lancar, aman dan damai. Olehnya itu perlu semua elemen warga Maluku Utara lebih berhati-hati dalam berbicara agar tidak melahirkan kegaduhan di masyarakat.

“Ciptakan suasana yang kondusif demi suksesnya perhelatan politik 2024,” tutup Amanah.

Kadis Kesehatan Pulau Taliabu Tanggapi Keluhan Sherly

Selain politisi Golkar Malut, pernyataan keluhan Sherly tersebut juga ditanggapi Kepala Dinas Kabupaten Pulau Taliabu, Kuraisia.

Dilansir dari Kompas com. Kuraisia mengatakan pihaknya bersama seluruh tenaga medis di Rumah Sakit dan Puskesmas telah berusaha semaksimal dalam pelayanan kesehatan terhadap korban akibat dari insiden naas tersebut.

“Pelayanan tenaga kesehatan sudah dikerahkan semampunya. Bahkan sejumlah tenaga medis harus bekerja dari siang hingga pagi,” ungkap Kuraisia seperti dikutip Kompas com.

“Kami sudah memberikan pelayanan maksimal kepada mendiang Benny Laos sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Pelayanan serupa juga untuk istrinya serta korban lainnya,” tutup Sherly.(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.