Berulang Kali Nelayan Hilang, Ketua APDESI: Pemkab Morotai Segera Evaluasi Program

  • Whatsapp
Ketua APDESI juga selaku Kades Loleo Morotai, Abdul Totou (tengah). (Foto: Abdul For HalmaheraRaya).

MOROTAI,HR- Nelayan hilang asal Kecamatan Morotai Utara dan Kecamatan Morotai Jaya Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara sudah berulang kali terjadi saat melaut di perairan samudera pasifik. Bahkan ada yang ditemukan di Dafao Philipina, ditemukan meninggal dunia dan ada yang tidak ditemukan.

Tahun tahun sebelumnya nelayan hilang asal Desa Goru dan Desa Bere Bere Morotai Utara serta Desa Sambiki Morotai Timur juga terjadi. Mereka diduga hilang di lautan pasifik saat melaut karena tiba tiba dihajar cuaca buruk seperti angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.

Tahun 2023 nelayan hilang di lautan pasifik kembali terjadi. Kali ini menimpa dua warga Desa Loleo, Kecamatan Morotai Jaya. Antaranya, Sukri Suleman (41) dan Yusup Abd Rahman (43) saat melaut pada Minggu, 3 September 2023 dinihari dan sudah memasuki hari kelima tak kunjung pulang.

Sudah berulang kali nelayan hilang di lautan pasifik Morotai membuat Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) Kabupaten Morotai, Abdul Totou, mengkritisi program Pemkab Morotai soal bantuan armada tangkap buat  nelayan dinilai belum dilengkap dengan peralatan yang mumpuni.

“Hilangnya nelayan saat melaut di Morotai sudah berulang kali, bahkan tiap tahun terjadi. Hal ini kiranya Pemkab Morotai segera mengevaluasi programnya soal bantuan nelayan agar peristiwa seperti ini ketika terjadi mereka mudah ditemukan,” ungkap Ketua ABDESI juga selaku Kades Loleo Morotai, Abdul Totou, Kamis malam (7/9/2023).

Ia menegaskan, Pemkab Morotai melalui dinas terkait, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) agar dalam memberikan bantuan ke nelayan jangan hanya armada tangkap, mesin dan peralatan seadanya, tetapi harus memikir soal keselamatan nelayan.

Selain itu, kata Abdul, DKP juga harus bekali setiap nelayan dengan pengetahuan soal kondisi lautan samudra pasifik yang cuacanya sering berubah dan sangat ganas, agar nelayan paham cara mengatasi kondisi di lautan. Selain itu, nelayan juga diberikan alat komunikasi yang mumpuni dan Pemkab Morotai wajib bekerjasama dengan lembaga terkait agar setiap nelayan yang melaut titiknya dapat di deteksi melalui satelit.

“Nelayan hilang sudah berulang kali terjadi Pemkab Morotai bukan evaluasi programnya malah sibuk urus asuransi nelayan. Asuransi ini juga penting, tapi lebih utama soal keselamatan nelayan saat melaut,” semburnya.

Kades Loleo Abdul Totou juga berharap agar DKP dapat memberikan data nelayan kepada  masing masing Kades di Morotai agar mereka dapat mendata jumlah nelayannya yang telah terverifikasi di DKP Pemkab Morotai.

Menurut Abdul, hal ini sangat penting, selain menjadi dokumen di desa masing masing juga mempermudah pemerintah desa dalam mengidentifikasi jumlah nelayan sesungguhnya agar yang menerima bantuan bener benar adalah berprofesi sebagai nelayan.

Sementara soal pencarian dua nelayan hilang yang nota bene adalah warganya, Abdul mengakui terus dilakukan baik oleh pihak Basarnas mapun warga Kecamatan Morotai Utara dan Kecamatan Morotai Jaya secara sukarela.

“Saat menerima laporan dari staf, bahwa dua orang warga saya belum kembali dari melaut hingga malam, saya langsung melapor ke pihak terkait. Pihak terkait itu baik Basarnas, DKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Semuanya merespon dengan baik, dan turut sama sama dalam pencarian,” ujarnya.

Menurut Ketua APDESI juga Kades Loleo ini, Sukri dan Yusup biasa melaut memancing ikan di rumpon yang jaraknya sekitar 8 mil dari pantai Desa Loleo. Alasan tersebut, masyarakat secara sukarela mengunakan empat armada menyisir perairan Morotai Utara, Morotai Jaya, Pulau Rao, Halmahera hingga ke Sanger Talaut untuk mencari mereka.

“Pencarian dari hari pertama hingga kelima selain dilakukan tim Basarnas gabungan juga ada tim sukarela dari warga. Semoga cuacanya bagus agar lancar pencariannya. Mohon doanya semoga Sukri dan Yusup dapat ditemukan dalam keadaan selamat agar dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan anak istri di rumah di Desa Loleo, Morotai Utara,” pungkasnya.(*).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.