TOBELO, HR — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Halmahera (Uniera), dan Universitas Khairun (Unkhair) mengadakan seminar bertajuk “Kosmopolis Rempah” bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Utara bertempat di ruang rapat Fredy Tjandua lantai II kantor bupati Halmahera Utara, Jumat (16/08/2024).
Seminar ini bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi agroindustri dan pariwisata berkelanjutan di wilayah Tobelo Marahai.
Dalam sambutannya, Bupati Halmahera Utara, Frans Manery, mengungkapkan rasa bangganya terhadap inisiatif mahasiswa KKN Kolaborasi tersebut. “Saya bangga terhadap Mahasiswa KKN Kolaborasi yang telah membentuk kerja sama bersama Pemda. Saya, atas nama pemerintah daerah, mengapresiasi agenda optimalisasi rempah dan wisata ini,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Tri Kuntoro Priyambodo, Guru Besar FMIPA UGM, dalam sambutannya juga menegaskan pentingnya inisiasi ini. “Inisiasi optimalisasi agroindustri potensial dan pariwisata berkelanjutan diharapkan dapat mewujudkan Tobelo Marahai sebagai pusat yang memiliki daya saing tinggi,” kata Prof. Tri.
Ia menekankan perlunya penyusunan master plan yang jelas, dengan tahapan dan output yang dapat diperjuangkan pendanaannya bersama-sama.
Sedangkan Dr. Johanis Wairata, S. Si., M. Sc.,a dosen dari Universitas Halmahera, memaparkan bahwa harga pala sangat dipengaruhi oleh kandungan senyawa kimia di dalamnya, seperti meristisin. “Daerah dengan pala yang memiliki kandungan meristisin tertinggi ada di Tobelo, mencapai 20,33%,” ujarnya.
“Meristisin menjadi penentu nilai ekonomi pala, yang hanya ditemukan di wilayah selatan.” tambahnya
Dr. Kadri Daud, S.T., M.T., menyampaikan bahwa topografi Tobelo yang cenderung ke laut memberikan potensi besar bagi aktivitas hortikultura di Halmahera Utara, terutama karena aliran air tanah yang mendukung kesuburan tanah di beberapa titik wilayah tersebut.
Seminar ini juga diwarnai dengan diskusi intensif dari berbagai pihak. Kepala Dinas Pertanian Halmahera Utara, Piet Hein Onthoni mengingatkan bahwa pada tahun 2013, pala dari Halmahera Utara mendapatkan sertifikasi organik dari Eropa dan Amerika, dan investor dari Cina menunjukkan minatnya.
Piet menambahkan bahwa merk “Pala Dukono Organik” yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM harus tetap dipertahankan sebagai brand unggulan daerah.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Kadri Daud menekankan perlunya identifikasi lebih lanjut terkait minimnya promosi merk dagang tersebut. “Kita harus mencari tahu apakah ini karena kesalahan manajemen atau kurangnya promosi,” katanya.
Ibu Ana, Dosen Poltek Padamara, juga menyoroti pentingnya kajian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi senyawa dalam pala, agar kualitas pala di Halmahera Utara dapat terus ditingkatkan.
Ilham Kholid, mahasiswa KKN dari Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa menurut pengamatannya selama KKN di berbagai daerah perkebunan pala di Halmahera, pala di Halmahera memiliki kualitas dan daya kebermanfaatan yang beragam, tetapi pemanfaatan meristisin masih terlalu futuristik mengingat banyaknya keterbatasan dalam tingkat pengolahan sederhana seperti minyak pala.
Menanggapi hal ini, Dr. Johanis Wairata menjelaskan bahwa kerjasama antara Pemda dan universitas diharapkan dapat membawa industri ini ke tingkat yang lebih tinggi untuk bisa mengatasi keterbatasan – keterbatasan tersebut.
Sekretaris Daerah Halmahera Utara, Erasmus J. Papilaya, menutup diskusi dengan menegaskan komitmen pemerintah daerah. “Tujuan kita adalah untuk memperkuat komitmen dalam menghidupkan kosmopolis rempah dan mengoptimalisasi pengelolaannya di Halmahera Utara,” pungkasnya (red).