TOBELO, HR— Diduga sedang mabuk, Kepala Sekolah Dasar (SD) GMIH Darume kecamatan Laloloda Utara, Nasion Tahe melakukan pengrusakan dan pengancaman terhadap salah satu warga desa Darume, Yafet Boloha.
Akibat melakukan pengrusakan dan pengancaman sehingga terpaksa korban bersama keluarga mengungsi ke Tobelo dan mengalami kerugian berupa 16 unit soud sistem dan juga Handphon merek Samsung rusak karena di banting oleh pelaku.
Padahal korban yang mengalami pengancaman dan pengrusakan tersebut merupakan tetangga pelaku sendiri.
Peristiwa yang terjadi sekira pukul 15.00 Wit, Rabu (22/06/2022), pelaku yang merupakan PNS ini datang ke rumah korban diduga sudah dalam keadaan pengaruh minuman keras dengan maksud meminjam sound sistem milik korban. Namun karena sebagian soud sistem ada yang rusak sehingga korban tidak memberikan maka pelaku melakukan pengrusakan rumah dan sound sistem milik korban dan pengancaman terhadap korban dan isteri korban.
Akibat kejadian ini, korban langsung membuat laporan ke Polsek Loloda Utara.
Korban Yafet Boloha menjelaskan kejadian pengrusakan dan pengancaman itu berawal saat pelaku datang kerumahnya meminta pinjam sound sistem, Pelaku yang saat itu diduga dalam keadaan mabuk langsung menarik kaos korban, “Jadi saat saya diminta pinjam soud sistem oleh pelaku, karena ada salon yang rusak maka saya tidak kasih, pelaku langsung masuk ke rumah dan cekik leher saya,” ujarnya.
Yafet meyakini, saat itu sudah dalam keadaan mabuk. Karena saat itu dirinya tidak mau membalas pukulan tersebut. Namun karena pelaku terus memukul sehingga ia membalas dan kena di bagian wajah, “Pelaku ketahuan mabuk ketika memukul dan mencekik leher saya,” tuturnya.
Yafet menginginkan agar pelaku dapat diberikan sangsi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara, karena tingkah lakunya tidak mencerminkan sebagai seorang pendidik (guru), sehingga dirinya juga akan melaporkan ini ke Dinas Pendidikan. “Rencana hari Selasa saya akan melaporkan ke Diknas, karena kelakuannya bukan lagi seperti guru,” tukasnya.
Semetara istri korban, Inggrid Selvia Paskali mengaku trauma dengan kejadian tersebut karena saat itu, pelaku dengan memegang parang dan mengancam akan membunuh mereka, ” Jadi saya dan anak saya yang berusia 4 tahun langsung melarikan diri, karena diancam di bunuh,” sambungnya.
Sedangkan Kapolsek Loloda Utara, Iptu Risal Ibrahim telah diminta keterangan melaui nomor kontaknya terkait dengan loparan kasus namun tidak dapat dihubungi karena jaringan ponsel tidak aktif. (man)