TERNATE,HR-– Fakultas Teknik Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, kembali menghadirkan ruang diskusi ilmiah bagi mahasiswa dan dosen di aula Nuku, gedung Rektorat Unkhair, Jumat (17/10).
Bertajuk “Manajemen Tantangan dan Peluang Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan di Maluku Utara.”
Kuliah umum yang dipandu oleh Maulana Ibrahim, Ph.D., ini menghadirkan Prof. Dr. Eng. Ir. Rudy Djamaluddin, S.T., M.Eng., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, sebagai narasumber utama. Turut hadir Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Teknik Unkhair, Ir. Suyuti, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unkhair, Dr. Hasan Hamid, M.Si, menyampaikan pentingnya peran mahasiswa teknik dalam menjawab tantangan pembangunan di wilayah kepulauan seperti Maluku Utara.
“Kita tahu kondisi geografis Maluku Utara ini unik dan penuh tantangan. Karena itu, daerah ini membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan pemikir di bidang teknik sipil untuk mendukung pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Wakil Rektor, juga mendorong mahasiswa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar langsung dari para pakar.
“Ini peluang langka. Kita menghadirkan dosen dan ahli berkapabilitas tinggi. Jadikan kegiatan ini sebagai motivasi untuk terus maju dan berkontribusi bagi daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Rudy Djamaluddin dalam paparannya, menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada keamanan konstruksi, terutama di wilayah kepulauan yang memiliki karakteristik geografis beragam.
“Pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek keselamatan, mulai dari desain, pelaksanaan, hingga penggunaan material konstruksi. Di sinilah peran penting mahasiswa teknik sebagai calon engineer yang kelak akan menangani perencanaan dan pelaksanaan proyek,” jelasnya.
Prof. Rudy berharap, materi yang disampaikan dapat memperluas wawasan mahasiswa dalam memahami tanggung jawab mereka sebagai calon pelaku konstruksi di masa depan.
Sementara itu, Ir. Suyuti, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menambahkan bahwa tantangan pembangunan infrastruktur di Maluku Utara mencakup kondisi geografis dan cuaca ekstrem yang kerap menyebabkan kerusakan jalan maupun longsor di sejumlah daerah.
“Misalnya di Wayam, Obi, dan Morotai, struktur jalan sangat dipengaruhi kondisi tanah dan curah hujan tinggi. Karena itu, dibutuhkan inovasi dalam perkuatan infrastruktur agar lebih tahan terhadap risiko longsor,” ungkapnya.
Kata Ir. Suyuti, persoalan abrasi dan banjir rob di kawasan pesisir. Menurutnya, pembangunan pelindung pantai seperti talud tidak cukup berdiri sendiri tanpa dukungan sistem revetment (mencegah erosi dan melindungi daratan dari gelombang) yang disesuaikan dengan kondisi.
“Terlebih, pembangunan dermaga dan perlindungan pantai kini menjadi hal penting agar hasilnya lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.(red)