Hadiri IHES 2025, Rektor Unkhair Soroti Poin Penting Kampus Berdampak

  • Whatsapp

Ternate,HR — Indonesia memasuki fase penting dalam penguatan ekosistem pendidikan tinggi melalui Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) atau Indonesia Higher Education Summit (IHES) 2025 di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 19–21 November 2025.

Forum nasional yang mengusung tema “Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045” itu dihadiri lebih dari 1.000 pimpinan PTN, PTS, PTKL, PTLN, asosiasi profesi, industri, mahasiswa, diaspora, hingga mitra internasional.

Rektor Unkhair, Prof. Dr. Abdullah W. Jabid, SE., MM, turut hadir di forum tersebut bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr. Hasan Hamid, M.Si.

Mantan Rektor Unkhair yang kini anggota Dewan Pendidikan Tinggi, Dr. M. Ridha Ajam, M.Hum, dipercayakan menjadi moderator pada salah satu sesi utama forum ini.

Perlu diketahui, rangkaian IHES 2025 dibagi dalam lima session room, yang membahas arah transformasi pendidikan tinggi nasional. Sejumlah tokoh pun turut hadir, termasuk mantan Mendiknas 2009–2014, Prof. Muhammad Nuh, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani.

Prof. Abdullah menyebutkan, perguruan tinggi harus bergerak cepat menghadapi kemajuan teknologi dan dunia digital.

Pendidikan tinggi, kata dia, wajib memberikan dampak pada Tridharma, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Berbagai isu strategis dibahas, mulai tata kelola perguruan tinggi, kepemimpinan akademik visioner, hingga penguatan jejaring dengan dunia usaha, industri, dan pemerintah daerah,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai kunci percepatan transformasi pendidikan tinggi. Pandangan itu sejalan dengan pesan Mendiktisaintek Brian Yuliarto yang mengingatkan para rektor supaya tidak hanya berdiam di kampus.

“Rektor harus keluar, membangun kerja sama dengan industri, organisasi profesi, NGO, dan pemerintah daerah. Hanya dengan itu kampus dapat memberi dampak nyata,” tegasnya.

IHES 2025 merupakan ruang konsolidasi nasional yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari jalur akademik, vokasi, hingga profesi.

“Setiap sesi membahas masa depan pendidikan tinggi, mulai transformasi PTNBH, internasionalisasi, hingga strategi peningkatan relevansi lulusan,” tambahnya.

Sementara itu, IHES 2025 yang dibuka langsung oleh Mendiktisaintek ini dilanjutkan dengan peluncuran Metrix Kampus Berdampak (COMMITS), instrumen pemeringkatan baru berbasis kontribusi sosial.

Agenda tiga hari ini diisi pleno, sesi paralel, University Expo, networking dinner, serta diskusi strategis terkait digitalisasi pembelajaran, riset berdampak, energi, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.

Sejumlah akademisi diaspora dari Jerman, Inggris, dan Australia turut hadir sebagai pembicara, menambah bobot forum nasional tersebut.

Puncak acara IHES 2025 ditandai apresiasi kampus berdampak, penandatanganan MoU strategis, dan pembacaan Komitmen Kolektif Pendidikan Tinggi Indonesia 2025 oleh Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang mempertegas arah pendidikan tinggi menuju kualitas global untuk Indonesia Emas 2045.

Rektor Unkhair pun berharap IHES 2025 menjadi momentum lahirnya kebijakan dan kolaborasi baru yang mempercepat transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *