TERNATE,HR – Penolakan mahasiswa terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan sembilan bahan pokok (Sembako) yang dilakukan melalui aksi adalah ansih berangkat dari kepentingan masyarakat.
Pasalnya, pemerintahan di bawah komando Presiden Joko Widodo dinilai tidak mengedepankan kepentingan rakyat. Kebijakan menaikkan harga BBM dan sembako sangat tidak tepat di tengah keadaan rakyat yang sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan bulan suci ramadan. Rakyat Indonesia termasuk Kota Ternate mengalami kesulitan atas kenaikan harga tersebut. Di Kota Ternate harga Pertamax di pedagang eceran tembus Rp15.000 per liter. Harga itu berdampak pada kenaikan ongkos angkutan umum dalam kota dan harga sembako.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua DPRD Kota Ternate, Heny Sutan Muda, Senin (18/4/2022). Menurutnya, harga sembako yang akhirnya melejit tinggi juga membuat masyarakat menjerit. Karena sembako adalah bagian paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Jika harga sembako tidak distabilkan melalui penurunan harga BBM, maka bisa jadi masyarakat Kota Ternate akan mengalami kenaikan angka stunting (gizi buruk).
Dikatakannya, DPRD merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Ternate agar dapat mendengar aspirasi mahasiswa yang mewakili masyarakat dengan cara melaporkan kepada pemerintah pusat terkait dengan kondisi Kota Ternate pasca kenaikan BBM yang diprotes oleh mahasiswa melalui aksi unjuk rasa sebanyak dua jilid.
“Saya tegaksan sekali lagi, ini masalah serius perlu untuk ditindaklanjuti,” ungkapnya.(nty)