TERNATE,HR—Suasana di Desa Toseho kini tampak berbeda. Anak-anak yang dulu sibuk menatap layar gawai, kini lebih sering memenuhi halaman sanggar untuk berlatih tari dan memainkan musik tradisional.
Perubahan positif ini bermula dari pendampingan Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Universitas Khairun (Unkhair) yang aktif menghidupkan kembali semangat budaya melalui kegiatan seni di desa tersebut.
Upaya itu diwujudkan dengan launching Sanggar Seba Marasai, sebagai pusat pendidikan dan pelestarian budaya masyarakat Toseho.
Kegiatan peresmian turut dirangkaikan dengan penyerahan Nomor Induk Berusaha (NIB) dari Tim PPK Ormawa Seba Menari kepada Ketua Sanggar, Rusni Bati, S.Pd. Dengan dilaunchingnya sanggar ini, seluruh kegiatan resmi dimulai.
Kini, Sanggar Seba Marasai berfungsi sebagai pusat pelatihan tari, rumah budaya, jasa pertunjukan, serta penyewaan kostum tarian yang terbuka bagi masyarakat Desa Toseho dan sekitarnya.
Ketua Sanggar, Rusni Bati, saat dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (8/10/2025), menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas pelatihan serta pendampingan yang telah diberikan oleh Tim PPK Ormawa Seba Menari Unkhair.
“Kami sangat berterima kasih karena telah diberikan pelatihan membuat tarian, musik, dan kostum. Sekarang sanggar kami bisa melanjutkan kegiatan secara mandiri dengan izin usaha yang sah,” ujarnya.
Ketua tim, Mardani Duwila, menambahkan, Pemerintah Desa Toseho melalui Kepala Desa Taufik Halil memberikan dukungan penuh dengan menyediakan fasilitas bagi kegiatan sanggar.
“Kami berharap sanggar ini dapat menjadi produk unggulan desa dan mendorong peningkatan pendapatan melalui sektor pariwisata dan jasa budaya,” harapnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Salim, menilai kehadiran sanggar membawa perubahan positif bagi anak-anak di desa.
“Sekarang mereka lebih mencintai budaya dan tarian lokal, bukan lagi sibuk bermain game di HP. Mereka juga lebih sering berlatih dan bersosialisasi dengan teman-temannya,” katanya.(red)