MOROTAI,HR-Tenaga honorer di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) menerima gaji yang layak, karena selain menerima tunjangan tambahan setiap bulan menerima Rp.1,5 juta. Hal ini tersebut tentunya berbeda dengan Kabupaten Pulau Morotai. Mengapa tidak, di Kabupaten Pulau Morotai, tenaga honorer hanya bisa dihargai dengan gaji Rp. 800 ribu per bulan.
Kebijakan Bupati Kabupaten Halteng, Edi Langkara, membuat ratusan masyarakat Morotai yang hadir dalam acara silaturahmi di Dokter Coffe, Sabtu (19/02/2022) malam itu geleng-geleng kepala. Pasalnya, selain dari gaji tenaga honorer yang layak, tenaga honorer di Kabupaten Halteng juga masih direkrut oleh Pemda Halteng dibawa kepemimpinan Bupati Edi Langkara.
“Guru hampir 1000 Orang. Jadi totalitas dari honorer di Halteng itu, jadi yang guru itu berangsur-angsur hampir 1000, termasuk pegawai teknis di struktural dan itu gajinya itu rata-rata di angka itu (1,5 juta,red). Belum lagi untuk honorer tenaga kesehatan itu 400 Orang sekian hampir 500. Jadi setiap pegawai honorer dapat 1,5 juta per satu orang,”ungkap Edi kepada awak media.
Ditanya apakah di angka gaji sebesar itu tenaga honorer dinyatakan sudah cukup sejahtera, dirinya mengaku diangka gaji tersebut belum bisa dikatakan sejahtera.
“Saya kira belum, justru saya janji mereka perbaiki kapasitasnya karena kita lihat dari Upah Minimum Regional (UMR) juga. Pendekatannya UMR, jadi kalau misalnya Rp. 1 juta dibagi 30 hari itu berapa coba dan nilai itu sangat tidak manusiawi. Kita harus paralelkan antara ASN dan pegawai non ASN, kan sama-sama kerja jadi biar kesejahteraan tapi kalau pendapat terlalu mencolok. jadi kita gunakan dana pendapatan asli daerah dan DAU untuk kita biayai. Jadi saya kira itu hal yang manusiawi,”akunya. \
Dia mengaku untuk kesejahteraan pegawai di Halteng tetap ada dan besaran kesejahteraannya disesuaikan dengan pangkat dan Golongan.
“Untuk kesejahteraan pegawai saya lakukan Tunjagan Tambahan Penghasilan Pegawai (TTP), dan itu diklasifikasi antara eselon II, kemudian golongan III dan IV, eselon III dan Eselon IV itu berfariasi. Jadi kalau eselon II itu rata-rata 8 juta, eselon III itu 5 juta, kemudian eselon IV itu 3 juta lebih. Sementara yang Non eselon itu rata-rata 2,6 juta.”jelasnya.
“Kalau dari aspek kesejahteraan itu kita tidak bisa ukur secara pasti atau secara matematik, tapi paling tidak kita sudah menanggulangi beban biaya yang lain,”tambahnya. (lud)