Nolvis T, Siap Hadirkan Wisata Observasi Penyu Hijau di Desa Tilei Pante 

  • Whatsapp

MOROTAI,HR—Penyu merupakan hewan laut yang dilindungi oleh Pemerintah. Bahkan, dalam rangka melakukan penertiban terhadap pemanfaatan Penyu, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga telah menerbitkan Surat Edaran No. SE 526 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan/atau Produk Turunannya.

Selain dilindungi, Penyu saat ini juga dijadikan sebagai icon wisata. Bahkan banyak daerah di Indonesia yang memanfaatkan hewan tersebut untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung.
Kecuali di Kabupaten Pulau Morotai. Dimana, tempat bertelur Penyu di pantai desa Tilei Pantai yang sudah berlangsung lama namun tidak pernah dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) setempat sebagai potensi wisata di Desa.
Potensi wisata hewan laut (Penyu) dan habitatnya itu baru pertama kali diperkenalkan oleh Kepala Desa (Kades) Tilei Pantai, Nolvis T, yang baru dilantik Dua bulan kemarin.

Nolvis, Kepada media ini mengaku bahwa pantai di desanya sudah menjadi tempat bertelur Penyu hijau sejak bertahun-tahun yang lalu. Hanya saja, kehadiran Penyu itu tidak pernah dimanfaatkan oleh Pemdes setempat sebagai objek wisata. Hal tersebut dilakukannya guna meningkatkan pendapatan warganya.

“Saat ini wilayah pantai itu saya sudah jadi kawasan observasi Penyu hijau. Jadi sudah terlindungi. Bahkan beberapa waktu lalu saya sudah bentuk komunitas Remaja Pecinta Penyu Tilei Pantai (Reptil). Tugasnya mengawasi lokasi observasi, dan melakukan pemeliharaan. Karena target kita kedepan tempat itu harus jadi objek wisata,”ungkap Nolvis kepada media ini kemarin.

Untuk memperkenalkan potensi tersebut, lanjut Dia, Pemdes Tilei Pantai rencananya akan mengundang Pejabat (Pj) Bupati Morotai, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), dan Dinas Pariwisata (Dispar) untuk melakukan acara pelepasan 31 ekor anak Penyu di pantai dimana Penyu itu menetas.

“Saya sudah koordinasi, dan direspon positif oleh Pemerintah Daerah. Tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Bahkan tahun depan Dispar rencana buat ifen dilokasi itu,” katanya.

Tidak hanya itu, Nolvis juga mengaku ada sebanyak 100 butir telur Penyu yang saat ini sudah dalam pengawasan komunitas Reptil di lokasi. 100 telur itu hanya berasal dari satu induk Penyu. “100 telur itu diprediksi akan menetas diatas tanggal 20 Agustus bulan ini. Karena Penyu jenis ini (Penyu hijau), itu masa menetasnya diatas 51 hari,”tuturnya

Dirinya percaya jika potensi ini dimanfaatkan dengan baik, maka bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi masyarakat setempat.

“Saya sudah bilang ke warga saya, ini harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Kedepan tempat ini harus di tata rapi, buat warung, biar ketika orang berkunjung sini bisa beli sesuatu. Kalau ini berhasil saya yakin bisa menambah pendapatan bagi masyarakat disini,” ucapnya.

Dalam rangka mendorong kawasan observasi Penyu di wilayahnya, kata Nelvis, dirinya juga sudah membatasi warganya untuk melakukan aktifitas pengambilan pasir dikawasan tersebut.

“Bisa ambil untuk kebutuhan pembangunan rumah, tapi ada tempat khusus yang kita siapkan yaitu di depan bantaran sungai,”katanya. (lud)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.