HALTENG, HR – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) bersama Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) mengirim 20 tenaga kesehatan (nakes) studi banding ke Cina. Kegiatan tersebut berlangsung selama 8 hari ini mulai dari tanggal 28 Juni-5 Juli 2023.
Keberangkatan 20 nakes itu adalah tindak lanjut kerja sama Pemkab Halteng dan IWIP yang ditandatangani sebelumnya oleh Pj. Bupati Ikram Malan Sangaji dan Vice President Director IWIP, Kevin He.
“Kami sepakat meningkatkan layanan kesehatan di rumah sakit dan kesehatan masyarakat,” jelas Ikram saat melakukan pelepasan rombongan di Bandara Cekel, Kompleks Industrial IWIP, Desa Lelilef Sawai, Kecamatan Weda Tengah.
Ikram mengemukakan, program tersebut dipersiapkan sejak tiga bulan sebelumnnya, mulai dari paspor, visa, akomodasi perjalanan, dan seluruh agenda diatur dan difasilitasi oleh IWIP.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Halteng, Lutfi Djafar mengatakan, 20 nakes yang melaksanakan studi banding, masing-masing dua orang dari Dinas Kesehatan, lima bidan dari Rumah Sakit (RS) Weda, 11 koordinator bidang dari Puskesmas di Halteng, perawat, dan apoteker. Agenda studi banding antaranya adalah kunjungan ke beberapa universitas dan RS di Cina.
Dalam acara pelepasan, Vice President Director IWIP, Kevin He, menyatakan, salah satu upaya memahami perkembangan teknologi dan pelayanan kesehatan adalah dengan belajar dan melihat langsung praktek terbaik yang telah diterapkan di lapangan.
Studi banding ini, menurut dia, adalah bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan para profesional dan pekerja kesehatan, yang diharapkan dapat memberikan gambaran ide-ide, inspirasi, dan langkah-langkah yang mungkin dapat diimplementasikan di Kabupaten Halteng.
Kevin juga berharap, hasil studi banding memberikan manfaat bernilai tinggi untuk semua pihak untuk masa depan masyarakat yang lebih baik.
Saat menyampaikan sambutannya, Pj. Bupati Halteng berharap, sekembalinya 20 nakes dari studi banding, mereka dapat memiliki pemahaman serta pengalaman yang baik untuk diterapkan di RS maupun Puskesmas asal.
“Terima kasih kepada Pak Kevin He yang telah berkomitmen, memfasilitasi, dan mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas para nakes dan layanan kesehatan di Halteng,’’ ucapnya.
Salah satu peserta studi banding, Suryati, mengaku program ini sangat membantunya dalam meningkatkan kapasitas serta pengalamannya.
“Kami sangat berterima kasih. Dengan kerja sama ini kami mendapat kesempatan belajar agar kapasitas kami sebagai nakes makin meningkat,” katanya.
Tak hanya itu, studi banding tersebut juga memberikan banyak pengalaman menarik. Buktinya, peserta studi ke RS Long Wan Pu dan RS Kota Wen Zhou, melihat fasilitas terkemuka seperti Universitas Tshingshan, salah satu perusahaan baterai terkemuka, PT REPT; dan Kantor Pusat Tsingshan, memberikan pengalaman dan pembelajaran penting.
Kepala Puskesmas Lelilef, Bachsyuan Zami, menyampaikan kekagumannya saat melihat layanan kesehatan masyarakat yang telah memanfaatkan teknologi yang memudahkan masyarakat melakukan konsultasi kesehatan, termasuk pemeriksaan kehamilan.
Lanjutnya, teknologi lainnya adalah penyiapan obat untuk pasien yang tidak lagi menggunakan metode tumbuk manual, melainkan memanfaatkan teknologi yang otomatis langsung menakar hingga keluar sebagai kemasan obat siap pakai. Pengetahuan lain yang dipelajari, kata Bachsyuan, adalah manajemen dalam melayani pasien Unit Gawat Darurat (UGD) dengan kategori ringan, sedang, dan berat.
Menurut Zami, sesungguhnya prosedur layanan kepada pasien di Cina dan Halteng tak jauh berbeda. Keunggulan penanganan pasien di Cina, terutama di fasilitas yang menjadi tujuan studi banding, adalah dukungan teknologi yang memudahkan pelaksanaan layanannya.
Katanya, di RS Long Wan Pu, para peserta menyaksikan bagaimana RS yang membawahi tiga kota dengan jumlah kunjungan 600 orang per hari ini mampu memberikan layanan yang efektif dan efisien hingga tidak terjadi antrian pasien yang panjang.
Tak hanya itu, kelengkapan data base pasien yang terintegrasi di seluruh provinsi memudahkan rumah untuk melayani pasien secara singkat tanpa proses administrasi yang rumit.
Zami berharap, IWIP kian maju dan kerja sama dengan Pemerintah Halteng, baik dari sektor kesehatan, pendidikan maupun sektor-sektor lainnya, dapat terus ditingkatkan.
Berkenaan dengan studi banding kerja sama IWIP-Pemda Halteng, Kepala Dinas Kesehatan, Lutfi Djafar, menyampaikan, pihaknya sangat terharu dengan adanya kebijakan kerja sama yang diinisiasi oleh Pj. Bupati, Ikram M. Sangaji, bersama IWIP, yang begitu peduli terhadap keterampilan dan pengalaman nakes dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Lutfi juga berharap dukungan melalui kerja sama seperti studi banding dapat terus dikembangkan terhadap tenaga layanan masyarakat lainnya demi kemajuan Halteng di masa depan.
Selain itu, teknologi lainnya adalah penyiapan obat untuk pasien yang tidak lagi menggunakan metode tumbuk manual, melainkan memanfaatkan teknologi yang otomatis langsung menakar hingga keluar sebagai kemasan obat siap pakai. Pengetahuan lain yang dipelajari, kata Bachsyuan, adalah manajemen dalam melayani pasien Unit Gawat Darurat (UGD) dengan kategori ringan, sedang, dan berat.
Sekedar diketahui, peserta studi banding kerja sama IWIP-Pemkab Halteng telah kembali dan tiba pada Rabu, 5 Juli 2023, di Bandara Cekel. Selama melaksanakan studi, mereka mengunjungi dan mendapatkan gambaran layanan dan teknologi kesehatan di RS Long Wan Pu dan RS Kota Wen Zhou; serta melihat fasilitas terkemuka seperti Universitas Tshingshan; salah satu perusahaan baterai terkemuka, PT REPT; dan Kantor Pusat Tsingshan.(res)