Pembangunan 49 Unit Rumah Korban Banjir Rua Ditargetkan Tiga Bulan

  • Whatsapp

TERNATE, HR Pembangunan rumah hunian tetap (Huntap) bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang di Kelurahan Rua, saat ini dalam proses dikerjakan.

Rumah relokasi ini dibangun diatas tanah seluas 2,6 hektar dengan tipe 36, di Kelurahan Jambula. Yang mana, lokasi tersebut merupakan aset Pemerintah Kota Ternate dan akan di bangun 49 unit rumah, musala dan sekolah dasar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate, Rus’an M. Nur Thaib saat dikonfirmasi mengatakan, sore ini pihaknya memfinalkan rencana blok plannya termasuk perubahan penempatan musala, yang sebelumnya arahan Direktur Perumahan jangan terlalu jauh dengan rumah warga.

“Kita sudah diskusi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Satker Perumahan, kontraktor pelaksana dari BUMN PT Nindya Karya dan konsultan Indah Karya dengan Disperkimtan telah disepakati musala posisinya dibangun di tengah pemukiman. Sehingga akses semua rumah itu dekat, kalau dibangun di ujung selatan maupun utara pertimbangan rumah ada yang dekat dan jauh dari musala,” jelasnya, Kamis (26/9/2024).

Rus’an mengaku, pembangunan rumah ini masih disiapkan dokumen lingkungan, dimana Satker Perumahan nanti memasukan kedalam item pekerjaan perencanaan konsultan Indah Karya. Sebab di daerah sebenarnya bisa mengakomodir itu, hanya saja harus diploting dalam APBD-Perubahan 2024, tetapi sekarang ini APBD-P 2024 sudah masuk ke Pemprov untuk dievaluasi.

“Kalau dirubah lagi bisa, tetapi proses agak lama. Kesempatan ini sudah dilaksanakan konsultan Indah Karya tinggal disisipkan UKL/UPL,” ungkapnya.
Kata Rus’an, pekerjaan sendiri ditargetkan tiga bulan selesai.

“Jadi kita untuk clear and clean dari Dinas PUPR sudah selesai, memang tidak sampai ke yang paling pas untuk dibangun, tapi kita sudah buka lahan yang 40-50 persen siap dibangun, sisanya menyesuaikan dari PT Nindya Karya dan konsultan Indah Karya,” ujarnya.

Selain itu, laporan dari Satker Perumahan bahan – bahan rumah ini sudah dalam proses pengiriman, tahap pertama direncanakan tanggal 2 Oktober – 9 Oktober tiba di Ternate. Tanggal 2 Oktober bahan tahap pertama tiba di Ternate dan tahap kedua di tanggal 9 Oktober.

Sementara, Kadisperkim Kota Ternate, Tony Pontoh mengatakan, 49 unit rumah dengan 49 KK yang menerima ini sesuai dengan by name by adress. Rumah yang tertimpa bencana ini direlokasi, sehingga berjumlah 49 unit rumah.

“Lokasi ini akan dibangun rumah, musala dan sekolah,” cetusnya.
Tony berharap semoga kedepan ini sangat berguna sekali untuk masyarakat yang ada. Karena dilihat dari site plannya cukup bagus, asri dan ada fasilitas umum yang dibantu dari pusat.

“Kita sudah koordinasi dengan PLN dan Perumda Ake Gaale, jika di tanggal 21 Desember sudah selesai dibangun akan dilakukan peresmian oleh Wali Kota,” kata dia.

Menurutnya, 49 KK itu sudah disampaikan dan data tersebut juga sudah ada di warga terdampak.

“Hanya sedikit persoalan dengan pengertian mereka bahwa satu rumah yang ditempati tiga kepala keluarga itu harus dapat tiga unit rumah, namun tidak begitu, kita harus mengikuti Pempus. Kalau satu rumah yah, by name by adress yah rumah itu saja yang harus dibantu, kalau menyangkut 3 KK, ada santunan di dinas yang lain. Kami hanya menyiapkan rumah 49 unit,” cetusnya.

Hal senada dikatakan PPK Rumah Khusus Satker Perumahan Malut, Sadli Soleman mengatakan, kalau waktu pelaksanaan dari tanggal 13 September – 21 Desember, itu rencana bisa saja molor dari rencana waktu atau tepat waktu.

“Tapi kalau dilihat kondisi site bisa cepat, dan dibantu oleh Pemkot. Jadi mudah – mudahan bisa cepat selesai, kalau pannel datang kita lihat kecepatan pemasangan pannel seperti apa, karena ini rumah sudah jadi,” ungkap dia.
Tambah Saldi, di tanggal 2 Oktober – 9 Oktober jika bahan sudah tiba, langsung dibawa ke lokasi pekerjaan.

“Kalau sudah sampai langsung di pasang. Datang pasang tinggal finishing, kalau rumahnya ditargetkan selama satu bulan sudah selesai, karena saat ini sudah disiapkan fondasi, kemudian jalan saluran drainase, IPAL komunal, penerangan jalan umum (PJU), dan musala.

Saldi menuturkan, untuk sekolah itu urusan Kementerian Cipta Karya, tinggal menunggu anggarannya masuk baru mereka kerjakan.(nty)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.