Pemuda Cinta Damai Talkshow Pencegahan Radikalisme dan Indonesia Cinta Damai

  • Whatsapp

TERNATE, HR – Pemuda Cinta Damai Kota Ternate melaksanakan talk show dengan tema “Pemuda Garda Terdepan dalam Menjaga Nilai Toleransi untuk Indonesia Damai” di Aula Lantai I Kantor Wali Kota Ternate, Selasa (19/8/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Kasatgaswil Densus 88 Maluku Utara, AKBP Muslim Nanggala, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Maluku Utara, Habib Muksin, serta eks narapidana kasus terorisme, Iskandar Esarei.

Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman yang diwakili Staf Ahli Wali Kota Bidang Hukum, Andini Rajiun, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan positif ini. Ia menilai tema cinta damai dan toleransi relevan serta mendukung upaya pencegahan radikalisme di Kota Ternate.

Ketua DMI Malut, Habib Muksin, dalam paparannya menegaskan pentingnya mencegah isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.

“Apabila ada pihak yang membawa isu SARA, jangan diberi panggung. Pihak kepolisian juga harus istiqomah, jangan mau dipecah belah,” ujarnya.

Sementara, eks napiter Iskandar berbagi pengalaman pribadi saat terpapar paham radikal pada 2011. Menurutnya, konten propaganda konflik Timur Tengah yang beredar bebas di internet kala itu membuat banyak anak muda mudah terpengaruh.

“Waktu itu Youtube masih bebas memposting aksi terorisme yang dibungkus nilai kemanusiaan. Dari situ saya salah satu yang ikut terpapar,” ungkapnya.

Kasatgaswil Densus 88 Malut, AKBP Muslim Nanggala, menambahkan bahwa jaringan terorisme memiliki banyak bentuk, aliran, dan strategi. Ia menegaskan ancaman masih nyata dan berkembang, termasuk di Maluku Utara.

“Banyak yang menganggap teroris itu tidak ada, padahal faktanya masih ada dengan beragam kelompok dan latar belakang. Bahkan ada yang terafiliasi dengan organisasi terlarang yang ingin mendirikan negara khilafah,” jelasnya.

Ia juga menyinggung hasil penelitian Setara Institute tahun 2024 yang menempatkan Ternate dalam daftar kota intoleran. Karena itu, lanjutnya, peran pemuda sangat penting dalam menjaga nilai toleransi dan mencegah berkembangnya paham radikal di masyarakat.

“Kami selalu bekerja sama dengan para pemuda, mahasiswa, dan di tingkat kelurahan untuk melakukan sosialisasi. Harapannya, nilai toleransi bisa tumbuh kuat di tengah masyarakat,” pungkasnya. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *