PULAU MOROTAI,HR- Mengundang tanya, ketika melihat puluhan peselancar usia anak anak yang ikut dalam kejuaraan Toguruga Surf Competition, yang dilaksanakan oleh Komunitas Surfing Morotai (KSM) di Pantai Jobubu, Desa Bido, Kecamatan Morotai Utara, Pulau Morotai, Maluku Utara, pada 15-16 Maret 2021 kemarin berlangsung kompetitif dan meriah.
Puluhan anak anak Morotai itu berasal dari 7 Desa, di 6 Kecamatan di Pulau Morotai. Mereka seluruhnya ikut berkompetisi, masuk dalam kategori Under 16. Para surfer cilik itu terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam mengadu skil di kulit air dengan gelombang laut yang cukup mumpuni bagi peselancar pemula.

Bahkan, mereka bersaing sangat ketat di kelas Under 16, karena pesertanya mencapai 36 surfer, sehingga panitia pun membagi dalam 6 sead, dimana 1 sead terdapat 6 peselancar harus bersaing dibabak penyisihan. Penampilan surfer usia anak ini sangat memikat hati para penonton dan juri. Setiap penampilan mereka selalu mendapat aplous yang begitu meriah dari masing masing suporter, terutama suporter dari Desa asal mereka.
Kehadiran para peselancar anak anak usia Sekolah Dasar (SD) pada olahraga air bergengsi itu mengundang tanya bagi penonton yang berasal dari luar Morotai. Untuk itu, Media ini coba mengorek sedikit informasi mereka melalui beberapa kordinatornya.
Romi Punyia, Koordinator Surfing Desa Buho-Buho, saat ditemui usai lomba menyampaikan, bahwa peserta peselancar anak anak asal Desa Buho-Buho, Morotai Timur diantaranya adalah Natalia Rumbrawer, umur 11 tahun, kelas 5 SD. Riven Ambari, umur 10 tahun, kelas 4 SD. Ile Ambari, 13 tahun, kelas 6 SD. Randi Pati, 11 tahun kelas 5 SD dan Novri Hihika, usia 12 tahun, kelas 6 SD.
“Anak anak ini sudah berlati sejak 3 tahun berjalan, selain kami para senior yang melatih, mereka juga dilatih para wisatawan manca negara yang datang ke Morotai dan berselancar di Pantai Buho-Buho,” ungkap Romi Punyia.
“Hal yang sama juga dilalui anak anak Desa Bido, Morotai Utara sehingga mengetahui cara berselancar. Selain kami para senior yang latih, mereka juga dilatih bule asal Jerman yang berselancar di pantai Jobubu Desa Bido,” sambung Koordinator Desa Bido, Stenly Djaji.
“Peserta kompetisi anak anak asal Desa Bido adalah Frenklin Labaka, usia 10 tahun Kelas 3 SD. Hendrik Labaka, 12 tahun, Kelas 6 SD. Tio Meleko, 13 tahun, kelas 6 SD. Gloria Lovely, Juara 1 kategori Beginner Women, usia 11 tahun Kelas 5 SD, mereka semua latihan selancar sejak tahun 2016 sampai sekarang,” ujar Stenly.
Menariknya ada yang berbeda, bagi surfer anak anak asal Desa Aru Burung, Kecamatan Pulau Rao yang bertanding di kelas Under 16 dan Beginner Tradisional Board, karena mereka selama ini berlatih secara otodidak.
“Kami anak anak Desa Aru Burung berlatih selancar sendiri, selama ini belum ada yang melatih. Kami buat papan selancar sendiri menggunakan bahan baku dari papan kayu tetapi, kami tetap bersemangat karena sudah menjadi mainan anak anak Pantai,” ujar
Koordinatornya, Timotius Suage.
Sementara anak anak Desa Aru Burung yang turut dalam Toguruga Surf Competition, antaranya: Yosua Edwandrik Suage, usia 12 tahun, kelas 6 SD. Rifid Madar, 12 tahun, kelas 6 SD dan Lisan Didenge, 12 tahun, kelas 6 SD, serta mulai latihan sejak tahun 2020.
Ketiga koordinator surfer ini berharap Pemda Pulau Morotai bisa hadir ditengah masyarakat pecinta surfing, agar bisa melihat olahraga ini sebagai potensi daerah karena banyak peminatnya, hanya belum terorganisir dengan baik karena terkendala berbagai keterbatasan fasilitas.
Untuk itu, mereka berharap usainya Toguruga Surf Competition, Pemkab Morotai dapat suport dengan memberi bantuan sesuai kebutuhan peselancar, yakni pakaian sampai dengan papan selancar serta datangkan pelatih profesional supaya surfing di Morotai dapat berkembang lebih baik dan dapat dijadikan media promosi pariwisata.(red)