TERNATE, HR – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Pemerintah Kota Ternate terus menunjukkan kemajuan positif. Hingga akhir September 2025, program ini telah menjangkau sebanyak 35.877 penerima manfaat melalui lima Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di sejumlah kecamatan. Capaian ini setara dengan lebih dari 73 persen dari target keseluruhan yakni 48.771 jiwa pada tahun 2025.
Sekretaris Satgas MBG yang juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketpang) Kota Ternate, Muhamad Hartono mengatakan program ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan gizi kelompok rentan, terutama siswa SD dan SMP, balita, ibu hamil, serta ibu menyusui.
“Program ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah kota untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kelompok utama yang menjadi perhatian kami adalah anak-anak sekolah dan ibu hamil, karena mereka adalah kelompok paling rentan terhadap masalah gizi,” ujar Hartono kepada media ini, Kamis (2/10/2025).
Meskipun capaian sudah tergolong tinggi di beberapa wilayah, distribusi layanan MBG belum sepenuhnya merata.
Kecamatan Pulau Ternate dan Ternate Barat bahkan mencatat angka capaian melebihi potensi penerima. Di Pulau Ternate, sebanyak 3.855 jiwa telah menerima layanan MBG, jauh di atas potensi awal yang hanya 1.895 jiwa. Hal serupa juga terjadi di Ternate Barat, yang mencatat 1.803 penerima dari potensi 1.729 jiwa.
Namun di sisi lain, masih ada kecamatan dengan capaian yang cukup rendah, bahkan belum tersentuh program sama sekali. Kecamatan Ternate Tengah, meski merupakan wilayah pusat kota dengan akses yang lebih mudah, baru mencapai 41 persen dari total potensi penerimanya yang mencapai lebih dari 17 ribu jiwa.
Sedangkan kecamatan terluar seperti Pulau Moti, Pulau Hiri, dan Pulau Batang Dua, belum memiliki satu pun SPPG aktif. Akibatnya, distribusi MBG di tiga kecamatan tersebut masih nol persen.
Hartono mengakui masih ada tantangan besar dalam upaya pemerataan program, terutama terkait akses geografis dan infrastruktur pendukung di wilayah kepulauan.
Wilayah terluar seperti Hiri, Moti, dan Batang Dua memang menghadapi hambatan akses distribusi dan belum memiliki SPPG aktif.
“Kami sedang menyusun strategi lintas sektor agar semua wilayah bisa merasakan manfaat program ini secara adil,” jelasnya.
Satgas MBG menargetkan seluruh kecamatan di Kota Ternate dapat terlayani secara merata paling lambat pada akhir 2025. Upaya percepatan pembangunan SPPG di wilayah belum terjangkau menjadi salah satu prioritas saat ini.
“Kami berharap pada 2025, tidak ada lagi kecamatan yang tertinggal. Semua masyarakat, tanpa kecuali, harus mendapatkan akses terhadap makanan bergizi sebagai hak dasar. Ini juga bagian dari komitmen kami untuk memperkuat ketahanan pangan di Kota Ternate,” harap Hartono.
Program MBG sendiri merupakan salah satu intervensi nyata Pemerintah Kota Ternate dalam mendukung kebijakan nasional percepatan penurunan stunting, serta bagian dari visi pembangunan kesehatan berkelanjutan di daerah.(nty)