TOBELO, HR — Sejumlah mahasiswa dari Program studi (Prodi) Administrsi Bisnis Universitas Hein Namotemo (Unhena) mengikuti kegiatan sharing teknik pembuatan berita yang dilaksanakn di Kampus Unhena, Senin (20/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan ketua PWI Halmahera Utara, Rachman Baba bersama anggota PWI, Rustam Gawa yang memberikan pemaparan menarik seputar tata cara penulisan berita yang benar.
Para mahasiswa diajak mengenal tahap-tahap dasar dalam produksi berita, mulai dari pencarian fakta hingga penyusunan narasi yang berimbang. Diskusi dan sesi tanya jawab turut mengisi kegiatan tersebut.
Pada kesempatan itu, Rachman menekankan bahwa menulis berita bukan sekadar merangkai kata, tetapi harus berlandaskan prinsip jurnalistik yang kuat, seperti penggunaan konsep 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How).
Sebab menurutnya, setiap berita mesti memiliki kejelasan fakta dan data yang akurat, serta dilengkapi dengan fotografi dan videografi sebagai penguat informasi.
“Sebagai wartawan, kita bukan hanya sekadar membuat berita atau konten, tapi juga bertanggung jawab dalam mencegah penyebaran hoaks. Ini penting agar masyarakat tidak mudah termakan berita yang menyesatkan,” ujarnya.
Rahman menegaskan, tanpa kemampuan menulis berita yang memadai, dan cara menerapkan, sulit bagi seseorang untuk mengaplikasikan peristiwa atau kejadian yang bersliweran di depan mata kita.
”Kita mungkin terbiasa menulis bahasa-bahasa gaul di ragam platform media sosial, tapi pada titik tertentu kita juga membutuhkan kadar tulisan yang lebih serius. Saya berharap mahasiswa Prodi Administrsi Bisnis di ini betul-betul memanfaatkan kesempatan ini, menyerap dengan serius apa yang disampaikan pengajar dari PWI Halut karena sudah dua kali kegiatan bersama,” ujarnya
Sementara itu, Rustam Gawa menambahkan bahwa pers memiliki fungsi edukatif. Artinya, tugas wartawan bukan hanya menyampaikan berita, tapi juga melakukan verifikasi terhadap informasi yang beredar, terutama di era digital saat ini.
“ Wartawan punya akses lebih luas terhadap berbagai platform informasi, baik cetak maupun online. Oleh karena itu, sudah seharusnya mereka mampu memilah dan menyaring berita yang benar sebelum disampaikan ke publik,” tambahnya.
Dengan bekal keterampilan menulis berita yang baik, lanjutnya para wartawan bisa lebih produktif dalam membuat berita yang berkualitas, bukan sekadar mengejar viralitas atau sensasi belaka.
“Melalui edukasi ini, kita ingin menciptakan wartawan yang produktif dan mampu menyajikan berita yang berimbang, akurat, serta sesuai dengan kaidah jurnalistik yang benar,” katanya.
Sedangkan dosen Program Studi Administrasi Bisnis Glend Huliselan menyambut baik kolaborasi ini. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut untuk menumbuhkan minat menulis di kalangan mahasiswa.
“Ternyata banyak hal yang belum diketahui. Melalui kegiatan ini, kami jadi lebih paham karena yang menyampaikan langsung adalah prpraktisinya dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, ” kata Glend (*)