TOBELO,HR— Wakil Ketua II DPRD Provinsi Maluku Utara Sahril Tahrir gelar silaturahmi bersama warga masyarakat di desa Wangeotak kecamatan Malifut kabupaten Halmahera Utara, Kamis (10/07/2022).
Kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan di rumah Kepala desa Wangeotak itu terkait dengan aksi tawuran antar kampong desa Wangeotak dan Paleri kecamatan Malifut.
Hadir pada kesempatan itu, Selain Wakil Ketua II DPRD Prov Malut, Sahril Tahrir, Danki 1 Yon A Pelopor AKP Mahrus Munir, Kapolsek Malifut, Ipda Miftah Saleh, para Kades Se kecamatan Malifut, tokoh agama, tokoh Adat, tokoh Pemuda, dan tokoh Masyarakat
Wakil Ketua II DPRD Prov Malut, Sahril Tahrir mengatakan kedatangannya di Wangeotak karena ia merasa sebagai putera asli Malifut, “Saya sangat sedih melihat kejadian tawuran antar kampong di wilayah Malifut,” katanya.
Menurut politisi partai Gerindra ini, sebagai wakil rakyat yang di pilih oleh rakyat maka ia punya tanggung jawab besar terhadap masyarakat di Malifut, “Makanya saya langsung bertatap muka dan bertanya keluhan dari warga desa wangeotak, saya tidak mau membuat pertemuan formal dengan para kepala desa, ” ujarnya.
Dia mengaku sudah minta kepada pihak Kepolisian agar yang menjual minuman keras segera di tangkap karena minuman keras akar dari persoalan yang dihadapi saat ini,”Jadi perdamaian tercipta bukan karena hadirnya TNI dan Polri tapi perdamaian ini tercipta karena fitrah yang Tuhan berikan kepada manusia sehingga kita harus bangun bersama,” imbuhnya.
“rencana saya akan membuat makan bersama antara desa Wangeotak dan desa Paleri sehingga hubungan antara dua desa ini tetap terjalin dengan baik,” sambungnya.
Sementara Danki 1 Yon A Por AKP Mahrus Munir, menyampaikan selaku Danki Brimob di Tobelo mendukung penuh langka dari wakil ketua II DPRD Prov Malut Sahrir Tahrir demi kebaikan kita semua terutama Kecamatan Malifut ini.” jadi kita semua ini bersaudara, karena itu, dengan adanya kejadian ini kita semua ambil hikmahnya ketika ada masalah dibicarakan baik-baik,” katanya.
Mahrus menegaskan jika tanah Halmahera ini sampai meneteskan darah akibat pertikaian antara umat beragama, maka ia mengaku sangat berdosa,” Saya akan merasa sangat berdosa terutama kita yang menggunakan seragam TNI dan Polri jika sampai terjadi pertikaian karena hanya gara-gara minuman keras,” ujarnya.
Karena itu, dia menghimbau kepada masyarakat pada khususnya masyarakat Malifut agar tidak cepat mempercayai isu-isu yang tidak bertanggungjawab yang akan memecah persatuan dan persaudaraan yang selama ini sudah terbangun dengan baik, “Mari sama-sama kita medukung langka pemerintah karena ini juga untuk kebaikan kita bersama,” tandasnya.
Seperti diketahui, Tawuran antar kampung (Tarkam) warga desa Wangeotak dan desa Peleri, Kecamatan Malifut, Halmahera Utara terjadi pada Minggu, 17 Juli 2022.
Insiden ini terjadi tepatnya di perbatasan Desa Wangeotak dan Desa Peleri pada pukul 18.25 Wit diduga dipicu karena pengaruh minuman keras (Miras).
Pada Pukul 20.00 Wit, Satgas TNI, Koramil Malifut tiba di TKP dan bersama Personil Polsek Malifut berhasil mengamankan aksi tawuran tersebut.
kondisi terakhir kedua desa sudah kondusif namun aparat terlihat masih disiagakan di lokasi kejadian.(man)