Sumbangan Duka Almarhum Mantan Sekda Halut di Serahkan Ke Hernefer

  • Whatsapp

TOBELO, HR—-Pemerintah daerah kabupaten Halmahera Utara (Halut) menanggapi sumbangan duka yang hingga saat ini belum diterima keluarga almarhum mantan Sekertaris Daerah, (Sekda) Halut Fredy Tjandua. Seperti disampaikan oleh adik almarhum Hernefer Tjandua.

Juru bicara Pemda Halut, Deky Tawaris menjelaskan bahwa Pemda Halut melalui bupati dan wakil bupati sangat serius penanganan almarhum mantan Sekda, mulai menderita sakit hingga meninggal di rumah sakit Kandouw Manado, dari hasil swab-nya almarhum positif terpapar COVID-19.” Keseriusan bupati dan wakil sudah dilakukan mulai almarhum Sekda dirawat di RSUD Tobelo hingga di rujuk ke RSU Kandouw Manado dan dimakamkan di TPU Bitung karena jenazah almarhum tidak diizinkan oleh pemerintah kota Manado untuk di bawah ke Halut, sesuai protokol kesehatan Covid,” kata Deky Tawaris, Kamis (18/02/2021).

Menurut Deky, saat itu, Pemda juga berupaya melalui partisipasi dari OPD sehingga terkumpul sebanyak Rp 75 juta, ” Jadi di serahkan ke Pak Hernefer Rp 50 juta, kemudian tanggal 21 Agustus ditransfer lagi ke rekening pak Hernefer Rp 25 juta oleh kepala Bapedda Halut dr Devie Bitjoli,” ungkapnya.

Jika hari ini, tambah Kadis Kominfo Halut, bahwa Pemda tidak ada perhatian maka perlu diklarifikasi, sebenarnya tidak ada perhatian dalam hal apa. “Kami ada sedikit tergelitik soal pernyataan dari Pak Hernefer. maka kita berharap keluarga almarhum ada kearifan sebab Pemda sudah cukup maksimal di dalamnya upaya Bupati dan wabup dan teman OPD,” katanya.

Lebih lanjut Deky menjelaskan bahwa mantan sekda Fredy Tjandua setelah melaksanakan tugas luar di Jakarta kembali di Ternate, Tobelo hari rabu tanggal 12 Agustus 2020. Selanjutnya saat melaksanakan tugas luar, Fredy sudah merasakan sakit. Lalu kemudian di Tobelo tanggal 12, tanggal 13, pak Yudihart Noya dan pak Bupati mengunjungi pak Sekda di kediaman dinas, “Saat itu, kondisi pak sekda makin parah sehingga pak Sekda harus dirawat di RSUD sudah di komunikasi dengan dokter Amanda, dan tanggal 14 siang pak Sekda di rawat di RSUD.” jelasnya.

Dikatakannya, Pak bupati dan wakil terus mengikuti perkembangan kondisi kesehatan dari Pak Sekda dan tanggal 15 dan 16 Agustus semakin menurun. Sementara tanggal 17 Agustus, waktu itu pak Bupati berada di Loloda, dan Wakil di Dama dan menuju Dorume untuk upacara penurunan bendera,” Saat itu, pak bupati dan wakil berdiskusi untuk penanganan perawatan pak sekda, apakah dirujuk ke Ternate atau Manado, dan bupati langsung komunikasi dengan Pak Haji Robert pemilik PT. NHM untuk minta bantu fasilitasi pesawat bahkan selesai upacara penurunan bendera, bupati dan wakil lebih memilih balik ke Tobelo, padahal rencananya untuk bermalam,” ujarnya.

Lebih lanjut Deky mengatakan melihat kondisi sekda semakin menurun, pada tanggal 18 Agustus, direktur RSUD Tobelo drg Irwanto dan asisten III, Yudihart Noya dan sejumlah pihak mendiskusikan soal tindaklanjut. Kemudian dipastikan untuk dirujuk ke Manado. Akhirnya dikomunikasikan kembali dengan pihak PT NHM menggunakan pesawat dan bandara kobok. ” Sekda kemudian di bawah ke Manado dengan pesawat dilengkapi dengan peralatan medis, dan sampai di Manado pada tanggal 20 Agustus dilakukan penjemputan dengan mobil ambulans selanjut di bawah ke RS Kandouw, berbagai upaya penanganan telah dilakukan namun Sekda menghembuskan nafas terakhir di RS Kandouw,” pungkasnya. (mn)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *