TERNATE, HR – Insiden tak mengenakan terjadi dalam pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) di MTs Negeri 1 Kota Ternate. Dimana, dalam ompreng yang dibagikan ke siswa ditemukan seekor ulat hidup di sayur yang mau disantap siswa.
Salah satu guru Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) MTs Negeri 1 Kota Ternate, Indah menjelaskan, makanan bergizi gratis baru kali ini ditemukan ada ulat di satu ompreng, sebelumnya tidak pernah.
“Saat makanan diantar saya sebagai penerima tanda tangan berita acara, di foto dulu ompreng makanan, lalu saya hitung dulu jumlah per kelas. Kemudian wali kelas datang ambil masing – masing MBG untuk dibagikan ke siswa. Setelah dibagikan untuk makan, ternyata ada siswa yang menemukan ulat di dalam ompreng makanan tersebut. Tapi hanya di satu ompreng saja, sisanya itu tidak ada,” akunya, Selasa (29/7/2025).
Kata dia, MBG yang diantar dari dapur penyedia di Sabia berjumlah 800 paket, yang di dalam ompreng itu berisi nasi, ayam, tempe, sayur sup dan buah pepaya.
Indah mengakui, untuk standar operasional prosedur (SOP) pihaknya juga tidak tahu. Langkah antisipasi kata Indah, ia akan menyampaikan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), supaya bisa mengevaluasi orang kerja penyedia makanan bergizi ini.
Sementara, Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Ternate saat dikonfirmasi, Sahdi M Laher mengatakan, di dalam surat perjanjian kerjasama ini pihaknya berkeberatan harus membayar 1 ompreng senilai Rp80.000, jika dia hilang. Kemudian kejadian luar biasa, keracunan, kelengkapan isi dalam paket makanan dan kondisi lainnya yang dapat menganggu kelancaran pelaksanaan ini, pihak kedua berhak menjaga kerahasiaan, informasi dan menyelesaikan dengan kekeluargan, jika pihak pertama menemukan solusi terbaik untuk menyelesaikan tersebut. Dan kedua bela pihak sepakat untuk saling berkomitmen, bekerja sama dalam mencari solusi terbaik demi kelangsungan program ini.
“Dua poin ini saya berkeberatan, kami berupaya bagaimanapun terakhir muncul juga kan. Kalau tong berkeberatan maka program ini tidak berjalan, jadi ini seakan akan surat tersebut disiapkan, kami cuman tanda tangan. Ketika kita keberatan dengan poin yang ada, program ini tidak masuk di madrasah dan dianggap torang keberatan,” cetusnya.
Kepsek mengaku, pihaknya baru mengetahui informasi tersebut, sehingga ia akan berkoordinasi dengan penyedia makanan ini.
“Akan kami sampaikan keberatan untuk diberhentikan, saya akan telpon ke penyedia makanan, agar masalah ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Kepsek juga sangat menyayangkan masalah ini, program bagus MBG tapi kemudian disediakan makanan yang ada ulat.
“Untung saja anak – anak lihat dan tidak makan, meskipun sebagian siswa sudah makan dan tidak menemukan ulat. Saya akan koordinasi dengan penyedia minggu ini jangan dulu distribusi makanan,” pungkasnya. (nty)