TERNATE,HR — Universitas Khairun (Unkhair) terus mendorong percepatan transformasi digital di lingkungan kampus. Upaya ini ditandai dengan kuliah umum yang menghadirkan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Yudhistira Nugraha, S.T., M.ICT Adv., D.Phil.
Kuliah umum bertema “Pemanfaatan Data dan Kecerdasan Artifisial dalam Pendidikan” itu berlangsung di Aula Nuku, Gedung Rektorat, Kampus II Unkhair, Ternate, Sabtu (4/10/2025).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik Unkhair, Dr. Hasan Hamid, M.Si, yang diikuti oleh dosen, serta utusan mahasiswa dari delapan fakultas.
Pada sesi paparannya, Yudhistira menjelaskan pentingnya pemanfaatan data dan teknologi kecerdasan artifisial dalam mendukung efektivitas pembelajaran di era digital.
Menurutnya, penguasaan teknologi tidak hanya membantu efisiensi administrasi pendidikan, tetapi juga memperkuat daya saing mahasiswa di masa depan.
“Teknologi digital dan kecerdasan buatan harus dilihat bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai alat bantu untuk memperkaya proses belajar,” ujarnya.
Yudhistira, menambahkan Institusi pendidikan perlu menyiapkan ekosistem yang memadai agar data dan teknologi dapat dimanfaatkan secara bertanggung jawab dan efektif.”
Sementara itu, Dr. Hasan Hamid menuturkan bahwa Unkhair saat ini tengah berupaya mengintegrasikan seluruh sistem akademik dan non-akademik secara digital sesuai arahan Rektor Unkhair, Prof. Dr. Abdullah W. Jabid, SE., MM.
“Target kami hingga 2026, seluruh layanan akademik dan administrasi di Unkhair sudah berbasis digital. Sistem Informasi Akademik (SIMAK) dan virtual class akan kami perbarui agar sesuai dengan standar Kementerian Pendidikan,” ujar Hasan.
Hasan mengakui, meski Unkhair telah memiliki sistem terintegrasi, masih terdapat sejumlah aspek yang perlu dikembangkan, mulai dari sinkronisasi data dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-DIKTI) hingga pengelolaan nilai berbasis proyek dan sertifikat pendukung ijazah.
Ia menambahkan, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses digitalisasi.
“Kami hanya memiliki satu programmer yang menangani lebih dari 16 ribu mahasiswa, 700 dosen, dan 300 pegawai. Karena itu, kami berharap dukungan Pusdatin dapat membantu memperkuat kapasitas tim teknologi informasi di Unkhair,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Dr. Hasan juga menyinggung potensi pemanfaatan AI oleh mahasiswa. Menurutnya, generasi muda sudah sangat akrab dengan teknologi melalui gawai pintar, namun perlu diarahkan agar penggunaannya mendukung proses pembelajaran.
“Mahasiswa kita luar biasa dalam menggunakan teknologi, bahkan kadang ponselnya lebih canggih dari dosennya,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia menekankan, yang terpenting bukan sekadar kepemilikan perangkat, melainkan bagaimana teknologi itu dimanfaatkan untuk menunjang kompetensi dan proses perkuliahan.
Melalui kegiatan ini, Dr. Hasan berharap, dapat memperkuat sinergi dengan Kementerian Pendidikan serta mendorong terciptanya budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi digital.
“Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan,” tegas Hasan.