Ternate,HR — Universitas Khairun (Unkhair) terus memacu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 dan IKU 3 pada Triwulan III tahun 2025.
Upaya percepatan ini dibahas dalam pertemuan evaluasi yang dipimpin Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni, Abdul Kadir Kamaluddin, SP., M.Si, bersama para wakil dekan dan koordinator program studi, di Ruang Senat, Gedung Rektorat Unkhair, Kamis (4/12/2025).
Pertemuan itu menjadi perhatian serius pimpinan universitas agar target nasional dapat tercapai tepat waktu.
IKU 1 mengukur persentase lulusan S1 hingga D1 yang bekerja, melanjutkan pendidikan, atau berwirausaha. Sementara IKU 3 menilai aktivitas dosen dalam tridharma di luar kampus, keterlibatan praktisi, hingga pembimbingan mahasiswa lintas program studi.
Wakil rektor menegaskan mekanisme penilaian IKU tahun ini jauh lebih ketat. Salah satu komponen krusial adalah terpenuhinya jumlah responden tracer study sebagai syarat penilaian IKU 1.
Menurutnya, hingga Triwulan III, baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) yang melampaui target, sementara tujuh fakultas lain belum memenuhi syarat minimum.
“Pertemuan tadi untuk menyamakan persepsi. Waktunya tinggal beberapa minggu, jadi semua fakultas harus bergerak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, capaian tracer study Unkhair baru berada di kisaran 22 persen, jauh di bawah standar Kemendikbud yang menargetkan 60 persen alumni terserap kerja, berwirausaha, atau melanjutkan studi.
Kepala Bagian Akademik BAKK, Haris Idrus, SH., MH, menambahkan rendahnya respon tracer study dipengaruhi sejumlah kendala, mulai dari akses internet yang terbatas di daerah tempat alumni bekerja, panjangnya formulir pengisian, hingga minimnya kesadaran alumni.
“Banyak alumni tinggal di daerah dengan sinyal yang sulit. Formnya juga panjang. Kalau jaringan putus, mereka harus ulang dari awal, dan itu membuat enggan,” jelas Haris.
Haris menuturkan rapat juga menyoroti capaian IKU 3 terkait prestasi mahasiswa, aktivitas dosen mengajar di luar kampus, serta keterlibatan praktisi mengajar di Unkhair. Banyak capaian yang dinilai belum terlaporkan optimal sehingga tidak masuk penilaian universitas.
Sebagai langkah percepatan, rapat menyepakati sejumlah strategi, seperti memperkuat sosialisasi tracer study melalui fakultas dan program studi, memanfaatkan momen wisuda, yudisium, hingga proses skripsi, serta meningkatkan koordinasi dalam pelaporan prestasi mahasiswa dan aktivitas kerja sama.
“Harus digenjot lagi sosialisasinya. Momen-momen besar seperti wisuda itu sangat penting untuk mengingatkan alumni,” kata Haris.
Sementara itu, Bagian Evaluasi dan Pelaporan Unkhair, Elfiah Rajak, menjelaskan bahwa hingga 4 Desember 2025, perguruan tinggi masih mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 210 Tahun 2023 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi dan LLDIKTI.
Akibat hal tersebut, IKU masih dihitung menggunakan 11 indikator lama. Fokus evaluasi kali ini pun tertuju pada IKU 1, mengingat jumlah responden tracer study Unkhair belum mencapai batas minimum 903 orang.
“Angka responden minimum harus 903. Belum sampai angka itu, otomatis nilainya masih perlu didorong,” kata Elfiah.
Ia menambahkan, sejumlah kendala di lapangan masih ditemukan, mulai dari alumni yang bekerja di wilayah tambang tanpa sinyal, kurangnya kesadaran alumni, hingga panjangnya pertanyaan tracer study.(red)






















