TERNATE,HR – Keluhan sejumlah warga Kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate tentang pelayanan air bersih Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate. Buktinya, pelanggan berjumlah 35 kepala keluarga (KK) sudah tidak menikmati air bersih, lantaran terkendala pelayanan air bersih PDAM. Apalagi program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate di program kerja 100 hari menuntaskan masalah air bersih di Kota Ternate.
Salah satu warga, Ismail menjelaskan, sudah beberapa hari mereka tidak lagi menikmati air bersih.
“Air sudah berapa bulan ini tidak lagi mengalir, karena saat ini kami butuh airnya mengalir,” cetusnya.
Ismail meminta, PDAM segera mengatasi masalah yang terjadi di Kelurahan Kastela.
“Pemda harus serius, agar air bisa mengalir. Sebab masalah air ini, jadi perhatian serius pemerintah di program 100 hari kerja,” ucapnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PDAM Ternate, Thamrin Alwi di konfirmasi, Senin (7/6/2021) mengatakan, ia dilematis karena pelanggan yang aktif di kelurahan Kastela hanya sebanyak 35 kepala keluarga sementara sisanya mereka sudah mendaftar, tapi belum di realisasi, dan pelayanan air bersih di Kastela sendiri mengalami kendala akibat dari sumber yang terbatas.
“Disana sumbernya itu ada empat sumuat, namun yang satu sumur payau tinggal tiga yang aktif, satu sumur menggunakan 15 KW, dengan tiga sumur tersebut seluruhnya 45 KW atau 45.000 watt untuk di dorong sampai ke Jan,” bebernya.
Kata Thamrin, setelah sampai di daerah ketinggian kebutuhan jauh lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan dataran rendah yang punya alternatif lain seperti sumur bor.
“Bukan berarti mereka kita abaikan di Kastela. Tapi dari sumber itu kita distribusikan ke Fora satu dan Fora dua serta Fora tiga, ketika masuk Fora satu kita olah disitu kemudian 40 persen kita suplai masuk ke Kastela dan 60 persen kita dorong masuk ke Fora, karena mereka di Kastela ada alternatif yang lain,” terang Thamrin.
Sambungnya, ada opsi menggandeng BWS dan KotaKu karena pipa jaringan yang ada itu dilewati oleh reservoar milik Balai Wilayah Sungai (BWS) yang sumbernya berada di Sasa, sebab dari jalur yang ada menuju ke Ngade untuk di salurkan ke wilayah selatan. Bahkan kata dia, beberapa waktu lalu sempat tersendat akibat dari pompa yang ada macet sehingga tidak mampu melayani wilayah ketinggian bahkan meteran listrik hangus.
“Untuk Kastela ini kami akan gandeng BWS dan kita genjot melalui program Kotaku, jadi dalam program 100 kerja ini target bisa terpenuhi, dengan berkolaborasi dengan KotaKu dan BWS. Sumur KotaKu sendiri berada pada ketinggian 22 meter dan 15 meter, bahkan sudah di survey BWS pada dua titik itu airnya cukup memadai sesuai dengan pencatatan dari geolistrik,” unhkapnya.(nty)