MOROTAI,HR—-Proyek pembangunan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa Usbar Pantai Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar) dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, proyek yang diketahui bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2021 itu sudah tidak dikerjakan (mangkrak,red) sejak Dua bulan terakhir ini.
“Poyek pembangunan gedung PAUD di Desa Usbar Pante sudah lama tidak dikerjakan , kalau tidak salah sekitar dua bulan,”kata warga setempat kepada media ini.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Usbar Pantai, Faisal Sangaji, ketika dikonfirmasi juga membenarkan bahwa proyek milik desa tersebut sudah tidak lagi jalan sejak pertengahan Desember 2021. Padahal, kata dia, progres pekerjaannya sudah mencapai angka 70 persen.
Selain itu, Faisal sendiri juga mengaku bingung dengan mangkraknya pembangunan tersebut.
“Iya proyek itu dari anggaran desa, nilai proyeknya Rp 78 juta, sumbernya dari ADD 2021. Tapi proyek itu dikelolah langsung oleh Karteker Kades (Umar Lohor) dan Bendahara, jadi kami tidak tahu. Lagian mereka juga tidak pernah sampaikan kendalanya apa, sampai terhenti begitu,”katanya.
Namun yang diketahuinya, proyek tersebut sudah cair 100 persen sejak Agustus 2021, dan batas waktu pekerjaan berdasarkan kontrak hanya 90 hari kerja.
“Yang kami BPD tahu proyek itu di bulan Agustus sudah cair 100 persen, dan pekerjaannya harus selesai di pertengahan November, karena kontraknya hanya 90 hari kerja. Kalau sudah seperti ini ya tetap menjadi tanggungjawab Karteker Kades dan Bendahara, karena mereka yang kelolah anggarannya,”jelasnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengaku bahwa proyek tersebut juga sempat terhenti pada November 2021 selama sebulan penuh, namun akhirnya dilanjutkan kembali.
“Di November 2021 kurang lebih satu bulan ful tara karja. Alasannya kayu tidak cukup, dan anggaran kayu sudah habis. Jadi waktu itu mereka berdua diam-diam tanpa musyawara dengan BPD mereka ambil kebijakan pakai anggaran Covid-19 untuk beli sisah kayu PAUD kurang lebih Rp 8 juta, akhirnya pekerjaan bisa jalan. Nah sekarang berhenti lagi, alasannya apa lagi ini. Sementara pekerjaan kalau kita lihat tinggal finishing, baru anggarannya sudah cair 100 persen,”akunya.
Selain itu, dirinya mengaku menyayangkan dengan mangkraknya proyek tersebut.”Harusnya tahun ini anak-anak kita sudah bisa masuk. Tapi karena masalah ini, sampai hari ini anak-anak kita (Siswa PAUD) masih pakai gedung Balai Desa untuk sekolah. Ini kan sangat disayangkan,”katanya.
Ditanya apa alasannya sehingga proyek tersebut mangkrak, dirinya mengaku bahwa dari informasi yang diterimanya itu bahwa mangkraknya proyek tersebut karena tukang tidak lagi mau kerja dengan alasan harus dibayar upah 100 persen.
“Dengarnya tukang minta upah kase selesai baru dong mau kerja. Cuma belum dikasih. Makanya dong (tukang) tara mau kerja. Kalau saya sih bayar 100 persen sudah bisa, karena pekerjaannya sebagian besar sudah selesai. Yang ada kan tinggal pasang plafon, pasang tehel, dan di Cat saja, selesai. Tapi sudahlah itu tanggungjawab mereka berdua,”ujarnya.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap agar proyek tersebut bisa di audit oleh Inspektorat Morotai agar apa yang dikeluhkan bisa terjawab dengan jelas.”Kita BPD justru berharap agar di audit biar jelas. Lagian Karteker dan Bendahara ini tidak pernah terbuka soal ini. Jadi bagusnya Inspektorat turun langsung, atau dipanggil keduanya untuk mintai keterangan,”harapnya.
Terpisah, Sekretaris Desa Usbar Pantai, Sahjid Ibrahim, ketika ditemui juga mengaku tidak tahu soal proyek tersebut.”Soal PAUD tanya langsung di Karteker dengan Bendahara, kita semua (aparatur desa) tidak tahu soal itu. BPD juga tidak tahu. Lagian selama ini keduanya tidak sampaikan kendalanya apa,”singkatnya.
Sementara mantan Karteker Kades Usbar Pantai Umar Lohor belum berhasil dikonfirmasi hingga berita ini dipublis. (lud)