MOROTAI,HR—-Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia mengungkapkan, dewasa ini generasi muda anti terhadap politik, dimana generasi mellienal mulai menjahui hal-hal yang berbau politik.
“Inilah kemudian yang dikuatirkan, proses-proses pemilihan umum diangap sebagai proses-proses yang biasa. Politik uang dianggap hal yang biasa,”ungkap Anggota Bawaslu RI, Rahmat Bagja pada Rabu (6/10/2021).
Dikatakan Bagja, terdapat generasi muda di Indonesia yang tidak peka bahkan tidak tertarik dengan dunia politik. Padahal anak muda merupakan generasi penerus bangsa yang seharusnya terlibat dalam kancah politik dan demokrasi.
Menurut Bagja, proses demokrasi melahirkan wakil rakyat, kepala negara dan kepala daerah yang akan menjalankan roda pemerintahan bangsa ini. Untuk itu pentingnya keterlibatan masyarakat termasuk generasi muda dalam proses politik yang melahirkan pemimpin berkualitas.
Salah satu langkah iktiar Bawaslu melibatkan komponen masyarakat untuk terlibat dalam proses politik dengan ikut mengawasi jalannya proses demokrasi, melalui Sekolah Kader pengawasan.
“Salah satu alasan SKPP menjadi pilihan, Karena Bawaslu melihat pemuda ada anti terhadap politik. Generasi milenial ini ada anti terhadap politik, ada yang berbau politik sudah mulai dijahui,”kata Bagja.
Untuk itu, Bagja berharap kader pengawasan partisipatif memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa pilihan politik adalah pilihan rasionalitas, karena pilihan kepala daerah ataupun pilihan wakil rakyat ke depan.
“Saya berharap kemampuan kader pengawasan meyakinkan kepada masyarakat bahwa proses politik bukan proses biasa, akan tetapi proses yang luar biasa karena memilih pemimpin yang menentukan nasib pembangunan bangsa,”sebutnya. (red)