Buka SKPP di Morotai, Bagja Sampaikan Esensi Demokrasi

  • Whatsapp

MOROTAI,HR—Anggota Bawaslu RI, Rahmat Bagja menegaskan, perpecahan di tengah tengah masyarakat pada Pemilu kemarin (2014-2019) adalah jalan menuju pemahaman dan kedewasaan dalam berbeda pilihan.

“Banyak sekali hal-hal dalam demokrasi yang kemudian terpancar dalam Pemilihan Umum yang tidak sesuai. Tapi saya berpraksangka bahwa itu adalah jalan menuju pemahaman dan kedewasaan dalam berbeda pilihan, Itulah esensi demokrasi,”ungkap Rahmat Bagja saat membuka Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) di Kabupaten Pulau Morotai,Provinsi Maluku Utara pada Rabu (6/10/2021) malam.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, perpecahan yang terjadi di masyarakat akibat pemilihan kepala daerah semestinya tidak terjadi. Karenanya, juga dibutuhkan kesadaran akan kebersamaan dalam masyarakat dalam menyikapi perbedaan pilihan tersebut.

Kata Bagja kita boleh berargumentasi sekeras-kerasnya dan sekuat-kuatnya, tetapi pada satu sisi pada akhirnya kita harus mengakui kadang-kadang kita harus berbeda. Dan inilah kemudian yang diajarkan pada pasangan presiden Jokowi dan Prabowo. Pada akhirnya untuk kepentingan negara kesatuan kita harus bersatu.

Di hadapan peserta Sekolah Kader Pengawasan, Rahmat Bagja menuturkan, demokrasi mengajarkan kita harus berpikir rasional, apapun pilihan, apapun kemudian yang menjadi perdebatan ketika wakil rakyat terpilih, kepada negara terpilih maka perbedaan itu harus kita sudahi.

“Misalkan di Morotai pemilihan kepala daerah terpilih, meskipun sebelumnya berbeda tetapi kemudian harus sudahi dan kita bersatu mendukung kepala daerah terpilih dalam proses pembangunan. Itulah esensi demokrasi. Jangan menghujat pilihan orang lain, berita bohong, politisasi sara dan fitnah dalam kampanye,”katanya.

Untuk itu Bagja mengajak peserta Sekolah Kader Pengawasan Partisipasi (SKPP) untuk menjadi kader yang berkualitas dan berkeadilan demi masa depan demokrasi bangsa Indonesia.

Dengan demikian kata Bagja, SKPP dimulai prespektif bahwa demokrasi adalah yang sehat, demokrasi yang menghormati pebedaan yang rasional dan menghindari perbedaan-perbedaan yang tidak esensial. (humasbawaslu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *