TERNATE, HR – Berdasarkan jumlah data buku di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Ternate berjumlah 28.008 exemplar sampai tahun 2021 lalu. Namun, Dinas tersebut di tahun ini tidak ada pengadaan, karena belum dilakukan perincian.
“Pengadaan sampai sekarang jumlahnya baru 28.008 exemplar hingga di tahun 2021 kemarin. Tahun ini tidak ada pengadaan, karena kemarin harus dirinci buku apa saja yang di beli. Belum dirinci, makanya pengadaan di tahun ini tidak diakomodir,” jelas Kepala Dinas Perpusatakan dan Arsip Daerah Kota Ternate, Safia M Nur, Senin (21/3/2022).
Safia mengatakan, jumlah pengunjung sendiri dia bervariasi, sebab di sini di buat wajib berkunjung. Jadi kalau ada kunjungan dari sekolah per hari bisa mencapai 100 orang, kalau lagi sepi hanya 40 – 50 orang dalam perhari.
“Kita juga punya mobil keliling dua unit, jadi kita ke sekolah, kelurahan dan taman,” ucapnya.
Untuk meningkatkan minat baca, menurut Safia, ada program pembinaan perpustakaan, metodenya itu pihaknya menyurat ke wajib kunjung, di buat lomba dan pemberian penghargaan. Siapa yang banyak berkunjung diberikan penghargaan.
“Ada perorangan maupun per sekolah, kalau ada warga yang meminjam buku syaratnya harus membuat kartu anggota, diisi formulirnya. Kalau pinjam buku terus hilang itu resiko kami, karena kami belum ada aturannya. Tapi selama ini belum ada yang hilang, kalau mereka pinjam tiga hari dan mau perpanjang itu mereka datang buat perpanjang atau mengirim melalui WhatsApp ke kami,” bebernya.
Lanjut Safia, ada program perpustakaan berbasis inklusif sosial, yang mana tahun ini, pihaknya mendapat bantuan dana stimulan dari Perpustakaan Nasional, tapi besaran belum diketahui.
“Kami buat kegiatan di masyarakat, lalu tahun ini kami dapat dana stimulan, tapi untuk besarnya kami belum tahu. Di tanggal 23 Maret, kegiatan di Makassar baru tahu, bahkan untuk bantuan dalam bentuk apa juga nanti pada tanggal 23 Maret,” ungkapnya.
Safia menambahkan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Ternate sudah memiliki komputer sebanyak 10 unit, yang mana para warga dan siswa yang datang juga bisa langsung gunakan komputer.
“Ada ruangan yang disiapkan, kalau siswa atau mahasiswa dan warga mau buat tugas bisa menggunakan komputer tersebut disambungkan dengan WiFi,” terangnya.
Selain itu, Safia mengakui, pihaknya sedang mencari lahan, karena pihaknya mendapat bantuan Rp10 milyar dari Perpustakaan Nasional, untuk pembangunan perpustakaan daerah.
“Dari situ kami bisa merancang buat diskusi, seminar, bimtek dan praktek. Tapi kami masih butuh lahan, namun sudah direspon oleh Wali Kota dan Kepala Bappelitbangda, karena kita butuh desain 40×50 meter,” pungkasnya.(nty)