MOROTAI,HR—-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara (Malut) fraksi PDI- Perjuangan dapil II Halut-Morotai, Feri Leasiwal, gelar sosialisasi empat pilar demokrasi di gedung Rektorat Universitas Pasifik (Unipas) Pulau Morotai.
“Jadi kegiatan ini adalah kegiatan resmi anggota DPRD Provinsi, memang kegiatan ini adalah kegiatan yang baru di bentuk oleh DPRD Provinsi karena pertimbangan bahwa kegiatan sosialisasi kebangsaan ini sebenarnya tidak cukup hanya dilakukan oleh DPR RI dan MPR RI,”ungkap Feri, ketika dikonfirmasi usai sosialisasi, Rabu (13/04/2022).
Menurutnya, sosialisasi soal pilar Demokrasi itu sangat penting, kegiatan ini penting dan apa yang dilakukan oleh MPR dan DPR RI itu tidak mampuh menjangkau sampai ke Pelosok, sehingga anggota DPRD Provinsi memandang perlu bahwa sosialisasi empat pilar itu harus sampai ke daerah-daerah.”Ini sebagai wujud daripada niat baik tadi, mulai tahun ini kita anggota DPR Provinsi mulai melakukan kegiatan sosialisasi empat pilar itu.”jelasnya.
Ditanya berpa titik yang menjadi sasaran sosialisasi empat pilar demokrasi, dirinya mengaku, satu anggota DPRD hanya satu titik.”Jadi anggota DPRD Provinsi ini kan kita dikembalikan dan kita disebar ke daerah pemilihan masing-masing, nah kita Daerah pemilihan II itu ada 9 Anggota DPRD, dan masing-masing anggota DPRD memilih wilayahnya masing-masing sesuai dengan apa yang sudah mereka rencanakan. Nah sehingga, Jangkauanya itu, tergantung daripada titik-titik yang di pilih oleh anggota DPRD, Karena kegiatan sosialisasi ini dalam satu tahun itu terdiri dari 3 kali, sehingga satu anggota kali 3 kali, kalau ada 9 Anggota DPRD berarti ada 27 kali. Nah berarti ada 27 titik yang berbeda yang akan dilakukan,” jelasnya.
Kembali ditanya rencana sosialisasi tahap II, Dia menambahkan untuk sosialisasi tahap dua untuk tempat sosialisasi tergantung Anggota.
“Kalau kita masing-masing anggota DPR Provinsi di masing-masing kan bebas memilih. Sebenarnya, audensi yang menjadi sasaran itu adalah generasi muda. Jadi yang paling cocok adalah Kampus, Sekolah SMA/SMK sederajat itu paling efektif. Nah setelah itu, mungkin kalau di kampung-kampung kalau lebih efektif itu kalah kelompok-kelompok pemuda, ibu-ibu Majelis Taqlim,”katanya. (lud)