Gandeng Emak-emak, ASRKT Gelar Aksi Minta Walikota Turun dari Ruangan

  • Whatsapp

TERNATE, HR-Aliansi Suara Rakyat Kota Ternate (ASRKT) bersama emak – emak pedagang menggelar aksi sambil menghamburkan sayur dan jagung, di halaman Kantor Wali Kota, Kamis (9/9).

Dalam aksi tersebut, ada beberapa tuntutan yang mereka suarakan yakni, penataan pasar, pungli di pasar, pembangunan dermaga Sulamadaha – Hiri, pembangunan Pertashop di Jambula dan masalah air bersih.

Bacaan Lainnya

Salah satu pedagang saat orasi mengatakan, belum ada tempat duduk, mereka datang bertemu dengan pedagang, setelah sudah jadi Wali Kota Ternate, pedagang ditindas.

“Cepat turun dari ruangan, jangan duduk dalam ruangan. Setelah dapat so Tara mau bicara dengan rakyat . Dimana janji kalian dulu, kami minta pembuktian,” tegasnya.
Lanjut dia, beberapa hari lalu dewan turun, tapi hasilnya nihil.

“Kami selalu ditindas, di dalam ruangan Bahari Berkesan Tiga keluhan kami seharusnya dirangkum dulu disediakan dulu fasilitas dan diperbaiki dulu. Tapi mana kami selalu ditindas, kami minta pembuktiannya Wali Kota,” tegasnya.

Sementara, Koordinator Aksi, Arsaly Ojat dalam propaganda mengatakan, masalah ekonomi dalam tata pengelolan pasar Higienis dan Barito, area pasar higienis secara tata ruang pembangunan tidak menunjukan filosofi hidup masyarakat Ternate yakni, masyarakat terbuka, sebab interaksi jual beli di dal pasar jauh dari kenyamanan, kebersihan tidak sesuai penanaman higienis serta ruang transaksi tertutup.

Kata Arsaly, bukan hanya itu, masalah dermaga Sulamadaha – Hiri tidka kunjung selesai, padahal massa aksi hearing sudah dilakukan kurang lebih 14 kali hingga hari ini, terakhir di bulan Agustus 2020.

Kemudian, masalah Pertashop sudah beberapa kali dilakukan oleh masyarakat terdampak meminta keberpihakan Pemkot. Namun, Pemkot terkesan saling lempar tanggungjawab, padahal pihak Pertashop telah melakukan improsedural dengan pemalsuan tanda tangan dalam surat persetujuan warga sekitar, tidak ada kesepakatan warga sekitar untuk pembangunan Pertashop, namun Dinas PTSP dan DLH mengeluarkan izin pembangunan. Dan bagaimana menangani dan melakukan konservasi mengenai mata air baku di dalam maupun diluar kota, serta mekanisme pelaksanaan tidak ada titik terang padahal ancaman air bersih nyata dirasakan.

Sekedar diketahui, aksi masih berlangsung, lantaran mereka minta bertemu dengan Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman, padahal saat ini Tauhid sedang berada diluar kantor.(nty)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.