Jelang Nataru Picu Gejolak Harga Kebutuhan Pokok di Pasar

  • Whatsapp

TERNATE, HR – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate menjelang hari besar keagamaan nasional dan Tahun Baru 2024 melaksanakan High Level Meeting, Kamis (21/12/2023).

Rapat tersebut dipimpin oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate dan dibuka langsung oleh Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman, serta dihadiri Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Kapolres dan Dandim 1501.

Wali Kota Ternate mengatakan, berdasarkan pantauan selama lima tahun terakhir, disetiap momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan tak terkecuali menjelang Natal dan Tahun Baru 2024 yang umumnya terjadi peningkatan permintaan dan berpotensi memicu gejolak harga kebutuhan pokok di pasar.

“Fluktuasi harga yang terjadi tersebut umumnya disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan permasalahan distribusi. Kita tetap perlu mencermati bersama ketersediaan komoditas utama penyumbang inflasi, agar tetap dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau pada fase menjelang Natal dan Tahun Baru 2024,” ucapnya, Kamis (21/12/2023).

Kata dia, dalam rangka menjaga stabilisasi harga pangan diharapkan TPID Kota Ternate untuk fokus antisipasi peningkatan inflasi yang mengacu pada “Strategi 4K”, diantaranya pelaksanaan rindang (Tanam Rica dalam Kampung) Ternate atau urban farming yang berkolaborasi dengan komunitas dan lima kelurahan ini telah bergulir hingga tahap ketiga di mana masyarakat sudah bisa membuat bibit sendiri sekitar 1.000 pohon bibit. Hal ini merupakan sebuah upaya untuk penguatan ketahanan pangan strategis di level rumah tangga dan langkah untuk membangun awareness masyarakat untuk turut berkontribusi terhadap pengendalian inflasi dengan cara yang paling mudah diadaptasi.
Selanjutnya, pelaksanaan sidak pasar sebagai bentuk pemantauan harga komoditas pangan strategis. Kegiatan akan dilaksanakan pada sepanjang akhir tahun ini di beberapa titik pasar.

Menurut Tauhid, TPID Kota Ternate tercatat telah melakukan operasi pasar atau pasar murah di beberapa titik kota. Kegiatan tersebut terlaksana melalui beberapa pola sinergi antar instansi dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) Dinas Ketahanan Pangan, program SPHP Bulog, program NASI PULO (Layanan dan Sinergi Penukaran Uang Rupiah Bersama Bulog), serta program Pasar Serba Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Selain itu, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra dan Antar Provinsi sebagai upaya menjaga ketersediaan pasokan pangan strategis di Kota Ternate. TPID Kota Ternate telah melaksanakan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Ternate dengan Pemerintah Kabupaten Bima untuk komoditas Bawang Merah secara Goverment to Goverment (G2G) dan Business to Business (B2B) dengan Pedagang Kluster Bawang Merah di Kabupaten Bima.

TPID Kota Ternate kata dia, juga telah melaksanakan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Ternate dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan untuk komoditas Aneka Ikan secara Govermenit to Goverment (G2G) di Kota Ternate.

“Penguatan digitalisasi data pangan melalui kolaborasi antara RRI dengan Pemerintah Kota Ternate lewat penyiaran iklan layanan masyarakat berupa informasi harga pangan terkini yang disampaikan setiap pagi hari. Penguatan koordinasi dan komunikasi antara pemerintah provinsi dan kota/kabupaten dan pelaku usaha serta petani dalam bentuk platform digital Whatsaps Group sebagai upaya pengendalian inflasi,” cetusnya.

Dikatakannya, TPID Kota Ternate aktif menyelenggarakan High Level Meeting dan rapat koordinasi untuk merancang strategi pengendalian inflasi berdasarkan perkembang inflasi Kota Ternate terkini.

“Saya berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah-langkah sinergis dan kolaboratif yang konkret, yang segera bisa dilaksanakan, dan segera tampak hasilnya guna memastikan Inflasi ke dalam rentang target sasaran tahun 2023 yakni 3 persen + 1 persen,” ujarnya.

Sementara Pj. Sekda Kota Ternate yang juga Ketua TPID Abdullah H. M. Saleh mengatakan, pada November 2023 Kota Ternate mengalami Inflasi tahunan / year on year sebesar 3,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,29. Angka ini kata dia, masih cukup tinggi karena berada di 10 besar dari 90 kota perhitungan inflasi di Indonesia. Tingginya inflasi ini kemungkinan masih akan terjadi hingga Februari 2024.

Tambahnya, faktor penyebabnya adalah karena Kota Ternate bukan daerah produsen atau penghasil beras. Sementara musim panen nasional diprediksi baru terjadi pada periode Maret April 2024, sehingga ada resiko harga beras ini masih akan naik hingga bulan Februari.
Meski begitu, Sekda menambahkan, untuk mengantisipasi peningkatan permintaan kebutuhan pokok masyarakat dan kecenderungan peningkatan harga menjelang natal dan tahun baru 2024.(nty)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *