MOROTAI,HR– Tindakan ala preman yang ditunjukkan sejumlah anggota DPRD Morotai terhadap Pj Bupati Burnawan dan Istrinya patut disesali. Bagaimana tidak, kedatangan mereka secara tiba tiba bagaikan tamu tak diundang, karena diluar agenda resmi, tetapi masih dilayani bagaikan raja, namun para wakil rakyat ini seenaknya berkata kasar dan membentak Burnawan dan Istrinya, sehingga menimbulkan keributan yang nyaris adu jotos.
“Tidak ada agenda resmi antara saya sebagai Pj Bupati dengan anggota DPRD. Saya tidak tahu, tiba tiba mereka nongol di depan pintu rumah, saat saya mau pergi membuka acara pasar murah, saya pun menerima dengan sangat baik karena menghargai mereka adalah pejabat,” ungkap Pj Bupati Morotai, Burnawan, Jumat malam (6/9/2024).
Ia menyebutkan para anggota DPRD ini beralasan sudah ke kantor Bupati tapi tidak ketemu. Padahal pagi sekitar pukul 10 WIT, anggota DPRD dari Partai NasDem Roni Makatika ketemu Bupati diruang kerja bicarakan soal TPP anggota DPRD, setelahnya Bupati pulang untuk persiapan sholat jumat.
“Dalam pertemuan di kediaman tadi para anggota DPRD menyampaikan tunjangan empat bulan belum dibayar, saya sampaikan bahwa saya sudah panggil Sekwan dan saya sampaikan untuk tunjangan baru dapat dibayar dua bulan terlebih dahulu, kemudian saya juga sampaikan bahwa ada agenda yang belum mereka tanda tangan yaitu RT/RW. Tiba tiba salah satu anggota DPRD suarah meninggi bentak saya, tidak sopan, inikan kediaman bukan kantor,” terangnya.
Lanjut diutarakan Burnawan, karena beberapa anggota DPRD sudah berbicara dengan keras dan tidak menghargai Bupati maka, istrinya mendatangi permisi dengan baik baik mengusulkan agar pertemuan ini ditunda, nanti dibuat secara resmi di kantor, karena Bupati sudah ada agenda membuka acara pasar murah.
“Anggota DPRD, kemudian dengan naga keras bilang jangan campur, kita ini lembaga. Kemudian saya bilang, ini lembaga apa, seharusnya pertemuan di kantor bukan di sini. Kalau anggota DPRD terhormat bukan bicara kaya seperti ini,” kesal Burnawan.
“Dengan kejadian tidak menyenangkan ini, saya tidak terima atas ucapan Fadli, karena isteri saya di bentak, saya sampaikan ini isteri saya. Karena dia sudah tunjuk-tunjuk dan bilang isteri saya bodok maka, saya langsung menujuh ke Fadli tapi dilerai. Apakah ini perlakukan anggota DPRD yang di pertontonkan?,” tegas Pj Bupati.
“Jadi apa yang di sampaikan bahwa gara-gara isteri saya sehingga ribut, itu bohong, nanti kita buktikan di kepolisian, saya akan lapor dan proses karena bikin masalah di dalam kediaman,” tegas Pj Bupati.
Sementara salah satu anggota DPRD, Fadli Djaguna saat dikonfirmasi membantah bahwa dirinya tidak mengatakan istri Pj Bupati bodok. Namun ia mengakui nada bicara mereka tinggi, karena menganggap istri Bupati telah mencampuri urusan DPRD dengan Pemda Morotai.
“Sipa yang bilang istri Bupati bodok, bisa lihat vidio, saya tidak bilang. Hanya awal mulai penyampaian Suhari yang dinilai kasar, padahal itu karakter dia. Kemudian istri Bupati tiba tiba datang ajak Bupati pergi, ini artinya dia tidak menghargai kami sebagai pejabat daerah,” tangkis Fadli.
Selain itu, kata Fadli, Sekwan Husen Moni tidak pernah menyampaikan informasi soal tunjangan DPRD hanya dibayar dua bulan. Alasan tersebut membuat dirinya bersama beberapa teman mendatangi Bupati di kediaman tuk pertanyakan soal TPP dan anggaran reses karena tidak ketemu di kantor.
“Kalau Bupati beralasan pertemuan tadi tidak resmi karena tidak di agendakan maka, jangan terima kami. Demikian juga sekwan tidak pernah memberi informasi soal tunjangan kami selama empat bulan mau di bayar atau tidak. Sekwan di telpon pun tidak pernah mau tetima telpon. DPRD itu dibayar dulu baru bisa kerja, beda dengan PNS kerja dulu baru dibayar,” alasan Fadli.
Namun alasan Fadli dipatahkan oleh Istri Bupati Kartini Burnawan. Menurut Kartini bila para anggota DPRD tidak berlaku kasar kepada suami dan dirinya maka, dia pun tidak akan perang mulut dengan para wakil rakyat. “Saya bereaksi karena Bupati dibentak dengan nada kasar, saya di tunjuk tunjuk dibilang bodok, padahal mereka diterima secara baik baik,” tegas Kartini.
“Jadi video yang mereka viralkan itu, sepotong- sepotong, padahal ada satu anggota DPRD yang ngotot, bilang saya bodoh, bilang bupati bodoh, makanya saya tidak terima baik, kami punya banyak saksi, ” kecam Istri Bupati Morotai.
Hal senada disampaikan Sekwan Husen Moni, bahwa alasan Fadli dibuat buat, karena hasil pembicaraan dirinya dengan Pj Bupati terkait hak hak DPRD yang akan segera dibayar oleh Pemda Morotai walaupun belum sepenuhnya, antaranya TPP dan dana reses.
“Sebelumnya saya sudah pertemuan dengan Pj Bupati, dan hasil pertemuan juga sudah saya sampaikan, di grup DPRD juga saya laporkan, bahwa saya sudah bertemu dengan Bupati, dan Bupati mengiyakan untuk pembayaran tunjangan walaupun belum seluruhnya. Maka kehadiran tadi anggota DPRD di kediaman Bupati saya juga tidak tahu, itu kemauan person yang tidak diagendakan,” tegas Sekwan.
“Tunjangan reses DPRD sudah dibayar, tersisa uang operasional reses. Sementara TPP sudah diusulkan pencairannya ke Bagian Keuangan daerah, paling lambat Senin pekan depan sudah cair. Ini hanya sekelompok anggota DPRD tidak sabar, sehingga mengambil jalan pintas,” pungkas Sekwan DPRD Morotai, Husen Moni
Diketahui, kedatangan sejumlah anggota DPRD tersebut dipimpin oleh Calon Wakil Bupati Morotai Judi R. E Dadana, bersama Fadli Djaguna, Iwan Soleman, Suhari Lohor, dan Basri Rahaguna.(*).