# Ini Soal Harga Diri, Pelaku Pembunuhan Harus Diproses
WEDA,HR—Ratusan masyarakat Kecamatan Patani Timur turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menyoroti kasus pembunuhan tiga warga Patani, di kali Gowenly, Sabtu (20/3) yang hingga kini pelakunya belum diungkap.
Dalam orasi, masyarakat meminta keadilan dan kepastian hukum atas kasus pembunuhan tiga warga Patani delapan bulan lalu.
Dalam aksi itu, mereka menyampaikan mosi tidak percaya dengan polisi, dan pemerintah. Menurut mereka, polisi dan pemda tidak serius dalam merespon kasus pembunuhan yang menewaskan Haji Masani, Risno, dan Yusuf Kader.
Aksi damai dengan rute desa Masure hingga Sakam ini diwarnai isak tangis. Emak-emak yang ikut bergabung tak mampu membendung air mata hingga setiap orasi mereka meneteskan air mata.
Selain itu, dalam aksi damai tersebut, terlihat masyarakat membawa senjata tajam (sajam) berupa parang, dan tombak serta memakai selempang putih di kepala.
Aksi tersebut, masyarakat mengaku sengsara, dan tidak lagi bebas pergi berkebun. Masyarakat sudah takut. Sebab, masih ada teror yang kerap dilakukan orang hutan.
Dalam orasi, masyarakat mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang terkesan tidak peduli dengan nasib masyarakat di Patani Timur. Masyarakat juga menyayangkan kerja polisi dalam mengungkap pelaku pembunuhan.
Pemda dan Polisi kata masyarakat, pada aksi kemanusiaan itu, tidak lagi menghargai masyarakat Patani Timur. Harga diri masyarakat telah di injak-injak, dan keadilan tidak berpijak kepada masyarakat. Padahal, masyarakat butuh ketenangan dan kehidupan yang damai.
“Ini soal harga diri, proses hukum untuk pelaku pembunuhan harus segera diungkap. Jangan biarkan masyarakat hidup menderita tanpa ada kepastian dan keadilan. Kami butuh keadilan,”ungkap salah satu warga Patani timur, saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu, kemarin.
“Jika, tidak lagi kami diberikan keadilan dan perlindungan, maka biarkan kami gunakan hukum rimbah,”ungkapnya menambahkan.
Dia menegaskan, bahwa pemerintah, dan DPRD tidak memperhatikan nasib masyarakat Patani Timur. Pasalnya, hingga saat ini mereka membiarkan masyarakat tetap hidup dalam penderitaan. Pemerintah dan DPRD tega melihat masyarakat Patani Timur hidup dalam ketakutan akibat diteror orang hutan.
“Torang pe tanaman di kebun banyak yang so ancor. Torang so tara sama deng dulu yang setiap hari pigi di kebun. Sekarang setelah terjadi pembunuhan di kali gowonle, warga so tidak lagi ke kebun,”paparnya.
Permintaan masyarakat, polisi pelaku pembunuhan harus segera ditangkap dan diadili, dan bupati segera tunaikan janji untuk masuk dan menyisir hutan.(rid)