TERNATE,HR—Melalui Forum Kajian Pembangunan Roadshow, Fakultas Kedokteran Universitas Khairun (Unkhair), Ternate dorong memajukan kesehatan masyarakat, dan peran Non Governmental Organisasi (NGO) di wilayah timur Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Gedung Kuliah Bersama (GBK) FK, Senin, (26/02/2024).
Aacara yang bertajuk “2024 Forum Kajian Pembangunan Roadshow Driving Progtess : Innovations in Public Health and NGO Roles in Eastern Indonesia’s Development,”, menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Budy Resosudarmo, The Australian National University, Dr. Heni Kurniasih dari NGO The SMERU Research Institute, Dr. Amran Husen, Wakil Direktur Pascasarjana, yang dipandu Dr. Chairullah Aamin, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Unkhair.
Dekan Fakultas Kedokteran Unkhair, dr. Liasari Armaijn, M.Kes, menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya, dan apresiasi kepada narasumber, jauh-jauh dari jakarta, dan Australi.
Melalui kegiatan ini, dampak kesehatan memang cukup banyak, sementara banyak potensi di Provinsi Maluku Utara (Malut). Aspek kedokteran sendiri, mengupayakan memaksimalkan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian Perguruan Tinggi (PT).
Selain itu, FK dalam perkembangannya, telah menyediakan empat Program Studi (Prodi), baik Prodi Kedokteran, Psikologi, dan Prodi Farmasi.
Lebih lanjut, untuk FK sendiri, sudah meluluskan sebanyak 36 dokter, 26 sementara intensif, dan 21 orang akan kelar di Mei, mendatang, semoga bisa langsung terjun di dunia kerja.
Dekan, juga berharap Prodi Farmasi dan Pisikologi, makin banyak recutment dosen, untuk kedokteran sendiri di tahun 2024, bertambah 3 tenaga dosen dari tahun sebelumnya, namun masih di verifikasi, smentara profesi dokter, sejauh ini masih nihil pendaftar.
Kondisi ini, butuh strategi khusus untuk percepatan. Sementara akreditasi Prodi, untuk kedokteran, dan profesi dokter sudah terakreditasi dari sebelumnya C, kini akreditasi B, sehingga FK dapat melakukan penerimaan mahasiswa dengan kuota sebanyak 150 dari sebelumnya 50 kuota. Sedangkan Prodi Farmasi dari akreditasi C, kini terakreditasi B, selanjutnya Prodi Pisikologi akan terakreditasi Maret, mendatang.
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), tenaga dosen, sarana dan prasarana yang tersedia, juga perlu dipertimbangkan, dan sudah di diskusikan bersama FK dengan Rektorat Unkhair.
Diketahui, FK sudah memiliki Departement Publik Health (DPH), dan mengenai kesehatan, FK Unkhair cenderung ke masyarakat, yang lebih bersentuhan dengan teman-teman, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta bidang studi lain, sehingga sebelumnya dilakukan riset kolaborasi untuk stunting di wilayah lingkar pertambangan, di mana operasi PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng).
Sementara itu, Prof. Budy Resosudarmo, menyampaikan ucapan terimakasih kepada FK Unkhair, atas kesediaan menerima rombongan Forum Kajian Pembangunan dan Australlian National University melakukan Forum Kajian Pembangunan (FKP).
Menurutnya, kerjasama ini sudah dilakukan bersama sekitar 20 institusi di Jakarta, dan beberapa kota besar lain, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan (Sulsel). Dari jumlah itu, setiap minggu mengadakan seminar, baik melalui webinar, dan host-nya setiap bulan bergantian.
“Diskusi mingguan dilkakukan dengan tujuan merangsang rutin menyelenggarakan seminar mingguan, agar semua PT di Indonesia, dan berbagai macam departemen yang terlibat dalam pembangunan,” jelasnya.
Kemajuan ilmu, lanjutnya terjadi utamanya dilakukan seminar mingguan, melibatkan dosen, dan para mahasiswa dengan mekanisme utama mempebaharui, mengikuti perkembangan ilmu, apalagi di bidang ilmu kedokteran. Salah satu seksion dari FKP, yakni Forum Kajian Roadshow.
Tahun 2010 FKP turun ke empat PT di Kalimantan Provinsi Kalimanta Utara, tahun 2002 ke Lombok Provinsi Nusa Tengara Barat (NTB), 2023 FKP turun langsung di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Manado Provinsi Sulawesi Utara, Bali, dan tahun ini di FK Unkhair.
Indonesia Project sendiri, menurutnya suatu lembaga riset di Australlian University, bertujuan melakukan riset di tanah air, dan memberitahu ke dunia mengenai apa yang terjadi.
Selain itu, lembaganya welcome berbagai penulis Indonesia, 20 persen di terbitkan setiap tahun, sehingga jika ada penelitian, silahkan di submit, walau harus di beri warning, dan injeksi rich di atas 90 persen.
Ia berharap, kehadirannya bisa mengembangkan kegiatan bersama, terutama dengan para dosen Unkhair, apalagi bersedia berkunjung ke Cembra, sebuah daerah tak seluas Ibukota Jakarta dengan jumlah penduduk 350 jiwa.
Wadir Pascasarjana, Dr. Amran Husen, menjelaskan orang berbicara tentang kemiskinan, dan stunting itu laksana kepingan mata uang, yang saling terpisah. Sebab, kemiskinan dipastikan terjadi kasus stunting. Sementara, ada dua interfensi terjadinya stunting, yakni interfensi intensif dan spesifik, selanjutnya spesifik hunbungannya dengan kesehatan, misalnya tinggi badan, berat badan, kurang gizi.
Selain itu, terkait air bersih, sanitasi, tempat tinggal, pendidikan dan seterusnya. Sedangkan, mengatasi kemiskinan pasti stuntingnya selesai, sehingga pendekatan penyelesaian stunting, dan kemiskinan perlu berjalan bersamaan.
Secara nasional, kebijakan di kelola pemerintah, tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, itu konteksnya dalam instruksi Presiden tentang percepatan, sehingga setiap daerah ikut melakukan percepatan penurunan stunting, dan target nasional tahun 2024, harus di angka 14 persen.
Diakhir pemaparannya, Ia menambahkan, ada 4 point penyelenggara penurunan stunting yang harus dilakukan, pertama terkait penguatan percepatan, dan penganggaran, maka diperlukan dukungan anggaran yang memadai. Ke dua, peningkatan kualitas pelaksanaan, ke tiga peningkatan kualitas pemantauan evaluasi, dan sistem pelaporan, dan ke empat peningkatan SDM. (red)