TERNATE, HR – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate melaksanakan rapat High Level Meeting stabilisasi harga pangan.
Rapat yang dipimpin Ketua TPID Kota Ternate, Jusuf Sunya dihadiri Kepala Bank Indonesia R Eko Adi Irianto, Kapolres Ternate, dan Dandim 1501.
Jusuf mengatakan, Kota Ternate pada Maret 2023 menunjukkan adanya penurunan harga atau deflasi, setelah pada Februari 2023 mengalami inflasi sebesar 6,80 persen yang pemicunya adalah ikan dan beras.
Kata dia, beras merupakan hal yang memicu kenaikan inflasi secara nasional yang ditandai kenaikan harga beras yang dimulai pada bulan November 2022, hal yang menyebabkan adanya gagalnya panen raya karena cuaca ekstrem yang terjadi beberapa daerah penghasil. Sedangkan ikan adalah pemicu utama inftasi di Kota Ternate, hal ini dikarenakan kultur masyarakat Kota Ternate yang selalu mengkonsumsi dan kebutuhan akan ikan segar sangat tinggi. Dan Jarang sekali mengganti Ikan dengan pangan substitusi lainnya seperti tempe, tahu dan lain – lain.
Lanjut Jusuf, bulan Maret 2023, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 1,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,98. Komoditas yang dominan memberikan andil infasi antara lain beras, tarif angkutan udara, bensin, dan bawang merah.
Dikatakannya, dalam rangka menyongsong Hari Raya Idul Fitri, inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan, yang umumnya terjadi peningkatan permintaan dan berpotensi memicu gejolak harga kebutuhan pokok di pasar.
“Inflasi di Kota Ternate bisa kita atasi dan terkendali, namun ada beberapa kebutuhan pokok yang harus kita awasi menjelang Hari Raya Idul Fitri, nantinya dengan melaksakan kontrol di lapangan secara langsung dan terus melakukan upaya peningkatan kerjasama antar daerah guna pengendalian inflasi di Kota Ternate,” ucapnya, di Aula Lantai III Kantor Wali Kota.
Tak hanya itu, langkah-langkah strategis yang telah dilakukan terkait pengendalian inflasi pada awal tahun 2023, yakni meningkatkan ketersediaan pasokan bahan pangan strategis di Kota Ternate dengan melakukan monitoring keberlanjutan implementasi kerjasama antar daerah (KAD) Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Timur, penanaman cabai dan bawang seluas 12 hektar di wilayah Halmahera, dan peningkatan koordinasi dengan komunitas Salawaku Project terkait dengan program urban farming “Rindang”.
Disamping itu, menjaga kelancaran distribusi bahan pangan strategis ke Kota Ternate melalui peningkatan intensitas komunikasi antara TPID, pihak KSOP, BMKG, dan otoritas pelabuhan lainnya.
Jusuf berharap, melalui sinergi ini diharapkan pengiriman dan bongkar muat bahan pangan strategis dapat menjadi prioritas, mengingat hampir 90 kali kebutuhan pangan di Kota Ternate didatangkan dari luar provinsi.
Tambahnya, meningkatkan koordinasi bersama stakeholder terkait melakukan sidak ke pasar dan distributor secara berkala dalam upaya menjaga keterjangkauan harga di Kota Ternate dengan memanfaatkan alokasi anggaran DTU. Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi TIPD Kota Ternate bersama DIPb Kanwil Maluku Utara.
Meski begitu, Jusuf menyatakan, penguatan komunikasi yang efektif terhadap masyarakat melalui kampanye kegiatan Rindang Ternate (Urban Farming). Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Ternate akan turut serta menjadi brand ambassador dalam mempromosikan gerakan urban farming “Rindang”.
“Diharapkan dengan adanya promosi dari pimpinan daerah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan urban farming “Rindang”,” pungkasnya.(nty)