MOROTAI,HR- Demo Samurai Maluku Utara di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berakhir hearing bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), DPRD Morotai semprot sejumlah OPD di Morotai, salah satunya Dinas Pertanian Pulau Morotai.
Misalnya, Fadli Djaguna, yang juga sebagai anggota DPRD Morotai itu dalam Hearing tersebut menilai bahwa Pemda Pulau Morotai belum mampu mengakomodir wilayah pemasaran produk tani lokal.”Sehingga masyarakat tani kebingungan ketika menjual produk taninya, lain hal jika Pemda memfasilitasi dengan mengikutsertakan peran Perusda dalam pemasaran produk tani tersebut,”katanya.
Bahkan, lanjut dia, Pemetaan pengembangan lahan pertanian pun juga belum difokuskan oleh Distan Morotai seperti contohnya Kecamatan Morotai Selatan difokuskan pengembangan lahan tomat dan rica dan Kecamatan Morotai Selatan Barat dikhususkan bagi lahan padi sawah.
“Kemudian terkait pengembangan pertanian padi sawah dan ladang pun produk beras lokal Morotai jarang terlihat dan sepertinya sulit bersaing dalam pemasarannya dengan beras dari luar daerah. Banyak hal yang harus dibenahi sebagai perbaikan kinerja Distan dalam penetapan harga jual tomat dan cabai keriting yang masih merugikan petani dan mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian yang saat ini ada di Morotai.”tuturnya.
Tidak hanya Fadli, hal senada juga diutarakan oleh Wakil Ketua II DPRD Morotai Judi R.E. Dadana, dimana pihaknya menilai bahwa distan juga terkesan pilih kasih dalam pemberian bantuan.
“Adanya indikasi pilih kasih terhadap masyarakat tertentu dalam menerima bantuan dari dinas untuk pengolahan lahan kosong menjadi lahan pertanian holtikuktura. DPRD memperingatkan jangan sampai sikap pilih kasih tersebut dipengaruhi adanya perbedaan dari pandangan politik,”ucap tegasnya.
Sementra Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura Distan Morotai, Tamhid Bilo, dalam keterangannya mengatakan, Distan telah mengupayakan sumber anggaran dari APBN dan DAK APBD hingga 2021 ini dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Pulau Morotai dengan pencapaian telah ada 350 Ha padi sawah dan 850 Ha padi ladang.”Dalam bidang pertanian dan perkebunan pun masyarakat tani telah dijamin terkait benih, pupuk dan obat-obatan bagi masyarakat tani. Selain itu untuk bidang holtikultura Morotai telah mampu menghasilkan 3,5 ton tomat/minggu, dan cabai 1,5 ton/minggu yang dinilai sebagai pencapaian terbesar hingga saat ini,”jelasnya.
Dirinya menjelaskan, Terkait pemasaran produk holtikultura dinilai merupakan ranah Disperindagkop Morotai.
“Hingga saat ini Distan Morotai terus berupaya dalam memberdayakan produk holtikultura lokal dengan mendorong harga jual supaya tidak merugikan masyarakat umum dan masyarakat tani holtikultura dengan kesepakatan harga tomat Rp. 10.000/kg dan cabai keriting Rp 30.000/kg,”jelasnya.
Untuk diketahui, 10 tuntutan yang disampaikan oleh Samurai Malut di lembaga DPRD Morotai itu diantaranya, Krisis air besih, tidak meratanya fasilitas pendidikan, pencabutan IUP Pasir Besi, sengketa lahan AU dengan warga yang belum terselesaikan dan penolakan terhadap pembangunan pangkalan AL di Desa Towara. (lud)