SANANA,HR- Kasus saling baku hantam di Desa Wailia, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Antara Kepala Desa (Kades) Sudarmin Sibela dan ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Fauji Upara, kian menarik. Sebab masalah tersebut berlangsung hingga di meja pihak penegak hukum.
Dimana, Kepala Desa Wailia, Sudirman Sibela, mengatakan bahwa keterangan ketua BPD di sejumlah media bahwa Kepala Desa dan massanya melakukan pengeroyokan terhadapnya di kediaman Kepala Desa dibantah keras oleh Kepala Desa, Sudirman Sibela.
“Keterangan Fauji katanya terjadi pemukulan tersebut di rumah saya, itu tidak benar, karena sebenarnya dia itu mabuk alkohol, sehingga saya menunggu dia sedikit sadar dari mabuknya baru saya ikut dia dengan niat (Nuwaitu) yang bersih, sebab saya selaku pimpinan di Desa ini,”ucap Kades kepada media ini, Jum’at (5/8/2022).
Dari awalnya, Kata Kades, saudara Fauji (Ketua BPD red) yang mengundang dirinya dan keluarga untuk berkelahi, bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh terhadapnya, akan tetapi keluarganya tidak menanggapi.
Lanjut Kades, dirinya bergegas dari rumah dengan kepala dingin untuk mengikuti Fauji, sampai pada pertengahan kampung, tepatnya kurang lebih 5 meter dari mesjid, si Fauji muncul dan mulai ribut lagi.
“Saya langsung menyambarnya dan menanyakan kepada dia bahwa ada masalah apa, jika memang ada masalah mari kita ke rumah dan dibahas secara baik-baik, dia langsung meremas leher saya. Kemudian dia menyebutkan dirinya juga punya wewenang. Saya juga menanyakan wewenang apa, mari kita bahasa,” cetus Kades.
Menurut Sudirman, saudara Fauji sudah tidak bisa ditahan lagi, sehingga terjadi adu mulut dan saling tarik hingga saling mendorong, yang pada akhirnya dia (Fauji) terjatuh.
“Meskipun dia terjatuh, akan tetapi tangannya di leher saya tidak bisa terlepas dan dia merangkak naik dan menarik kaki saya, dan saya pun terjatuh, nah disitulah dia langsung menghajar saya,”beber Kades Sudirman Sibela.
Lanjut Kades, sementara dirinya terus dihajar oleh Fauji. Dan ada orang yang memukul Fauji dari belakang, namun entah itu siapa, mungkin masyarakat yang melihat pimpinannya dipukuli atau entah siapa.
“Akan tetapi ada bahasa bahwa saya memimpin masa, itu sangat tidak benar. Kemudian dari situlah saya diantar balik ke rumah oleh istri saya, langsung kami bergegas menuju Kota untuk melaporkan masalah ini di SPKT Polres Kepulauan Sula, pada malam kejadian itu, yakni tepatnya, Rabu (3/8/2022) kemarin, dan saya lapor saudara Fauji secara pribadi bukan atas nama lembaganya,”Akunya.
Kades juga menyebutkan, awalnya dia dan ketua BPD itu sudah pernah ketemu pada saat Herring BPD dan pihak mereka (Pemerintah Desa). Sehingga mereka menuntut agar setelah proses pencairan anggaran desa nantinya harus dilakukan rapat umum.
“Dan pada hearing itu saya juga mengakuinya jika pada pencairan anggaran desa tahap kedua, kami dan BPD akan melakukan rapat umum. Setelah pencairan dan menjelang waktu satu minggu kami masih membagikan bantuan langsung tunai (BLT),”jelas Sudirman.
Kades menambahkan, setelah pembagian BLT dan pada hari keduanya mereka melakukan rapat bersama Pimpinan dan Aparat Desa, tujuannya untuk mempersiapkan rapat umum.
Kebetulan sorenya dia mendapat telepon dari istrinya yang ada di Kota, bahwa ada iparnya yang meninggal dunia, terpaksa dia harus penuhi dulu, sebab kata Kades, dia juga selaku orang tua di rumah iparnya itu. Setelah menjelang hari ke-3 di rumah duka itu, bertepatan juga dengan masyarakat yang meninggal, akhirnya rapat umum di tunda.
“Namun setelah hari ke-9 berakhir, saya menyuruh staf untuk menyurat kepada semua aparat dan BPD untuk melakukan rapat umum, Ketua BPD sudah mulai membuat masalah ini. Jadi kata ketua BPD di media bahwa saya tidak mau membuat rapat umum itu tidak benar,”jlas Kades Wailia, Sudirman Sibela.(bud)