Konstruksi Dasar Keberagamaan Dalam  Islam

  • Whatsapp

Oleh : _Mulis Tapi Tapi, S.Ag. MH_ (Wakil bupati Halmahera Utara)

Setidaknya ada dua peristiwa besar yang melatari konstruksi pemahaman keberagamaan dalam Islam.

Pertama adalah Peristiwa yang terjadi di *Ghadir Khum.* Peristiwa ini ditandai dengan turunnya QS. Al Maidah Ayat 3. _Al yauma Akmaltulakum Dinakum Waatmamtu ‘Alaikum Ni’mati Waraditu Lakumul Islama Dina_

( Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk Kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu, nikmatKu dan telah Kuridhai Islam itu agamamu).

Ada perbedaan dikalangan Ulama tentang ayat atau wahyu terakhir yang turun kepada Rasulullah SAW. Ayat inilah membuat Sahabat Umar Bin Khattab RA bersedih dan menangis saat mendengar Rasulullah SAW membacanya.

Ada ulama yang mengatakan ayat ini turunnya di Arafah, ada juga yang mengatakan turunnya ayat ini saat Rasulullah SAW perjalanan sekembalinya dari Mekkah menunaikan rukun haji tepat di daerah Ghadir Khum. Di tempat ini Rasulullah SAW berhenti, kemudian mengumpulkan para sahabat dan berkhotbah menyampaikan pesan- pesan terakhir baginda Rasulullah kepada semua sahabat yang menyertai dalam perjalanan beliau.

Salah satu kutipan khotbah yang disampaikan baginda Rasulullah SAW pada tanggal 18 Zulhijjah tahun 10 H.

Menurut pendapat Muhammad Ar-Razi telah mengatakan :  Ibn Abbas, Al-Barra dan Muhammad bin Ali  *(Tafsir Al-Fakhr Ar-Razi)*.

Sahabat Nabi Zaid bin Arqam telah berkata : _Ketika Rasulullah SAW pulang dari hijjah al-wada’ dan singgah di Ghadir Khum, beliau memerintahkan agar dipasang tenda-tenda yang besar, kemudian beliau bersabda_ : _“Seolah-olah aku telah dipanggil dan aku akan memenuhi (panggilan itu), sesungguhnya aku telah meninggalkan padamu dua pusaka yang amat berharga, yang pertama lebih besar dari yang lainnya, Kitab Allah Yang Mahatinggi dan Itrahku Ahli Baitku, maka perhatikanlah bagaimana kalian akan memperlakukan keduanya sepeninggalku, sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sehingga mereka datang kepadaku di telaga, kemudian beliau bersabda,_ _Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Maula-ku dan aku adalah maula setiap orang yang beriman. Kemudian beliau memegang lengang Ali lalu beliau bersabda_ :  _Barangsiapa  yang menjadikanku pemimpinnya maka orang ini sebagai pemimpinnya, ya Allah belalah orang yang membelanya dan musuhilah orang yang memusuhinya”_ (Al-Mustadrak).

_Man kuntum mawlahu faa aliyyun maulah_ Al  Amini Rahimuhullah menyusun daftar para Sahabat Nabi yang meriwayatkan Hadits Al Ghadir ada 110 Sahabat.

Beberapa kesimpulan para ulama tentang Khotbah Rasulullah Saw di Ghadir Khum.

_Pertama_ Islam agama yang telah disempurnakan dan telah di ridhoi menjadi agama.

_Kedua_ Risalah Kanabiaan Muhammad SAW akan berakhir inilah kemudian para Sahabat menyebutnya sebagai Haji Wada’ haji terakhir, haji Perpisahan.

_Ketika_ Rasulullah SAW menetapkan kepemimpinan setelahnya yakni Sayyidna Ali Karamuallahu Wajhah.

____

Kedua adalah Peristiwa yang berlangsung di *Saqifah Bani Saidah* Pelataran dekat masjid Sai’dah tempat berkumpul para sahabat Nabi dari Kaum Ansar dan Muhajirin untuk membahas siapa pengganti Rasulullah SAW.

Ditempat inilah diangkat dan ditetapkan Abubakar Radhiyallahu Anhu (RA) sebagai Khalifah pengganti dan meneruskan risalah Kenabian  Rasulullah SAW.

Masa kepemimpinan Khalifah Abubakar kurang lebih 2 tahun 3 bulan, ada yang mengatakan masa jabatan 2 tahun 7 bulan.

Ada banyak peristiwa yang terjadi dimasa kemimpinan Khalifah Abubakar RA. Salah satu kontrovesial adalah tentang Tanah Fadak kemudian menjadi perseteruan awal antara Fatima Putri baginda Rasulullah dengan Khalifah Abubakar RA.

Tidak lama kemudian Khalifah Abubakar RA sakit, dan berwasiat kepada Umar bin Khattab RA menjadi pengganti setelahnya.

Khalifah Abubakar wafat dan diangkatlah Umar bin Khattab sebagai pengganti Khalifah setelah Abubakar RA berdasarkan wasiat yang telah di tetapkan.

Khalifah Umar bin Khattab menjabat sebagai Khalifah kurang lebih 6 tahun 5 bulan.

Masa kepemimpinan Umar bin Khattab agama Islam mengalami  kemajuan luar biasa. Umat Islam sibuk dengan berperang ekspansi memperluas kekuasaan hingga Parsia dan Romawi.

Para sahabat Nabi tidak memikirkan tentang apa itu Al Quran dan Hadits, semuanya memahami seperti yang dipahami Rasulullah SAW. Bahwa ada pembaharuan praktek beragama umat Islam dimasa Khalifah Umar RA, antara lain tentang Haji Tamattu yang tidak lagi terpisah antara pelaksanaan umroh dan haji. Juga tentang Sholat Tarawih yang dilaksanakan secara berjamaah, kemudian melarang umat Islam melaksanakan nikah Mut”ah.

Dengan terobosan kebijakan Khalifah Umat bin Khattab pada Umat Islam terjadilah pergolakan bahkan perpecahan awal dikalangan umat Islam hingga umat Islam terbentuk kelompok-kelompok. Gejolak semakin menguat hingga Khalifah Umar bin Khattab mati dibunuh oleh kelompok Umat Islam sendiri.

Umar bin Khatab RA karena meninggal dibunuh sehingga tidak sempat memberikan wasiat pengganti setelahnya seperti yang dilakukan Khalifah Abubakar RA.

Semasa hidupnya menjadi Khalifah, _Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah_ menulis  Khalifah Umar bin Khattab sangat sulit untuk menentukan pengganti diantara Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib karena itu Beliau menyerahkan kepada beberapa Sahabat untuk bermusyawarah menentukan siapa pengganti beliau.

Beberapa  sahabat kemudian berkumpul untuk melakukan musyawarah memilih pengganti Khalifah Umar bin Khattab dengan memunculkan  sahabat Usman bin Affan RA dan Ali bin Abithalib sebagai calon pengganti Khalifah.

Pada proses ini terjadi perseteruan sengit dikalangan para Sahabat ada kelompok yang menghendaki Usman dan ada pula kelompok yang menghendaki Ali sebagai Khalifah.

Bèrsambung ….

Bag II.

*Konstruksi Dasar Keberagamaa dalam Islam*

Beberapa sahabat berkumpul bermusyawarah diantaranya adalah Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Zubair bin Awwam, Saaf bin Abi Wakkas, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah. Keenam orang Sahabat ini saling menanyakan kesediaan diantaranya untuk menjadi pengganti khalifah Umar bin Khattab.

Abdurahman bin Auf memulai pembicaraan dengan menanyakan kesediaan satu persatu. Namun 4 orang sahabat tidak bersedia hanya Usman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib.

Abdurahman bin Auf menjadi penengah memanggil Ali dan  mengajukan pertanyaan kepada Ali, _Apakah ketika anda terpilih menjadi Khalifah mau menjalankan dan berpegang teguh pada Kitab Allah dan Sunnah Rasul serta tradisi kepemimpinan dua Khalifah sebelumnya ?_ Ali menjawab Aku akan memegang teguh Kitab Allah dan Sunnah Rasul tanpa meneladani siapapun juga. Pertanyaan Abdurahman bin Auf diulangi hingga 3 x, Ali tetap pda jawaban yang sama, _bahwa saya akan berpegang teguh pada kitab Allah dan Sunnah Rasul tanpa meneladani siapapun juga.

Aburahman bin Auf kemudian memanggil Usman bin Affan dan menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang diajukan kepada Ali bin Abu Thalib.

_Jawaban Usman bin Affan adalah bersedia memegang teguh Kitab Allah dan Sunnah Rasul serta mengikuti tradisi yang pernah dilalukan oleh Khalifah sebelumnya._

Abdurrahman bin Auf kemudian mengetengahkan tangannya dan berdoa serta menyalami Usman bin Affan sebagai tanda baiat kepada Usman  sebagai Khalifah ketiga pengganti Umar bin Khattab, disusul ucapan selamat dari Ali bin Abu Thalib dan diikuti sahabat lainnya.

Usman bin Affan sah menjadi Khalifah ketiga dengan masa jabatan kurang lebih 13 tahun. Selama 13 tahun sebagai khalifah Islam semakin berkembang luas diberbagai wilayah Asia Afrika. Umat Islam tersebar diberbagai wilayah karena itu harus memiliki pedoman Al Quran yang sama. Maka dimulailah untuk mengumpulkan sebaran Alquran yang sudah dilalukan Khalifah Abubakar dan Umar bin Khattab diteruskan oleh Usman dengan mengumpulkan mushaf agar dibuatkan kesamaan, keseragaman umat Islam dalam membaca Alquran kemudian disebut dengan Mushaf Usmani hingga umat Islam saat ini, walaupun ada mushaf Alquran yang lain namun mushaf itu disembunyikan untuk digunakan cara ini dilakukan agar Umat Islam memiliki pedoman bacaan kiraat yang sama tidak berbeda-beda.

Disamping kejayaan pada masa kepemimpinan Khalifah Usman namun seiring dengan itu  muncul juga ketidak puasa atas kepemimpinan Usman dikalangan Umat Islam semakin menguat. Khalifah Usman bin Affan dituduh nepotisme karena mengangkat semua pembantu berasal dari keluarga dekatnya dari klan Bani Umayyah.

Gejolak umat Islam masa itu tak terelakan, fitnah, perseteruan bahkan gejolak konflik tak terhindari berakhir dengan Khalifah Usman dibunuh.

Saling baku tuduh diantara Umat Islam tentang siapa pembunuh Khalifah Usman berlanjut hingga konflik dan saling berperang. Situasi konflik perpecahan Umat Islam semakin tak terbendung (ngeriii).

Bahkan Ali bin Abu Thalib juga pihak yang dituduhkan sebagai dalang pembunuhan Khalifah Usman bin Affan.

Bersambung…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.