Tahun Politik, Uang Jadi Penentu

  • Whatsapp

TIDAK lama lagi negara melaksanakan pesta demokrasi, dimana pesta tersebut melibatkan masyarakat INDONESIA pada umumnya untuk berikan hak suara pada para caleg baik legeslatif, eksekusitif maupun yudikatif.

Karena tinggal beberapa bulan, pemilihan umum di selenggarakan, hingga munculnya para politikus-politukus untuk memperalatkan masyarakat demi kepentingan politik di tahun 2024. Sudah kelihatan masyarakat di perbudakan hanya untuk mendapatkan suara rakyat.

Dari tahun ke tahun setiap pemilihan suara rakyat di bayar para politikus-politukus hanya demi kepentingan pribadi tanpa harus memikirkan masa depan rakyat, padahal rakyat tidak membutuhkan itu, rakyat hanya membutuhkan ulur tangan para politikus-politukus untuk jawab kebutuhan dan kesengsaraan rakyat.

Setiap datangnya pemilihan umum masyarakat selalu di janji maniskan oleh para politikus-politikus baik dari Infrastruktur, Ekonomi, Pendidikan, dan Kesehatan, namun ternyata setelah suara rakyat berhasil di dapat janji manis itu telah hilang.

Kita lihat mulai dari pertengahan abad 5 SM istilah demokrasi telah banyak digunakan untuk menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara dan kota Yunani, terutama di Athena.

Demokrasi sendiri merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, dimana setiap orang dapat mengambil bagian perihal keputusan yang akan mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara.

Pengertian Demokrasi Dalam buku berjudul Komunikas Politik, Media & Demokrasi dari Henry Subiakto dijabarkan latar belakang, pendekatan, metode studi komunikasi politik, komunikasi politik dan kepemimpinan politik yang akan membentuk demokrasi itu sendiri.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.

Kita lihat terselenggaranya pemilihan untuk demokrasi sekarang uang jadi penentu untuk mendapatkan kursi mewah. Sekarang para politikus-politukus untuk mendapatkan suara rakyat harus di bayar karena suara rakyat bagi mereka politikus-politikus itu sangat berharga, padahal ini sangat keliru yang terapkan para politikus-politukus karena suara rakyat hanya di bayar Rp. 300- sampai 500 meskipun rakyat menderita selama 5 tahun kedepan.

Seharusnya para politikus-politkus memberikan edukasi yang baik tentang berdemokrasi agar masyarakat tingkat bawah bisa memahami demokrasi yang baik pula dalam memberikan hak suara. Jangan hanya di belikan hak suara rakyat terus rakyat selalu di anak tirikan.

Saat ini bukan lagi dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, namun sudah kebalikan dari politikus untuk politikus oleh keluarga bukan lagi dari rakyat, untuk rakyat, ini yang rakyat INDONESIA selalu jadi penonton setelah suara rakyat sudah berhasil di rahi oleh para politikus dengan uang yang diberikan.

Oleh karena itu, masyarakat pada kususnya dan pada umumnya mari berdemokrasi baik dan berikan hak suara pada orang yang tepat dan cepat yang dapat memikirkan nasib rakyat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *