TOBELO, HR — Samsul Bahri Umar mengungkapkan, pihaknya tidak merasa telah dipecat di partai Golongan Karya (Golkar) lantaran disebut-sebut telah menyalahi Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) partai.
“Saya saat ini tidak merasa dipecat dan masih berstatus anggota Golkar, karena kartu tanda anggota belum di cabut oleh DPP, Jadi biasa saja,” kata Samsul Bahri Umar di kantor DPRD Halmahera Utara Rabu (09/10/2024).
Meski telah dipecat oleh Golkar, pria yang mengaku sebagai politisi senior Golkar mengaku akan beraktifitas di DPRD dan di Partai Golkar sebagaimana biasanya. Ia mengaku proses pemberhentian anggota itu sangat panjang harus melalui Mahkamah Partai,” Jadi tidak gampang memecat anggota, karena prosesnya ada di Mahkamah partai, saya juga ada alasan membela diri sesuai dengan AD/ART)” jelasnya.
Samsul bilang dinamika di internal partai tidak dimengerti oleh rekan-rekan pengurus partai, karena tidak mungkin ia mengambil langkah mendukung salah satu pasangan calon kalau tidak ada dinamika di internal partai, ” pengusulan pemecatan di tingkat kabupaten, biarlah berproses, saya yang menjadi objek yang di persoalkan punya hak menurut AD/ART untuk melakukan pembelaan diri di Mahkamah Partai,” jelasnya.
Seperti diketahui, Samsul Bahri Umar bersama 6 orang kader partai Golkar di pecat dari keanggotaan partai Golkar lantaran dianggap telah melanggar dan membangkang instruksi Partai
Mereka di antaranya Samsul Bahri Umar, Asrul Suaibun, Andi Koli, Irfan Jijiwana, Rosmiati Mumulati, Haidir Karatahe, dan Jasman Hi. Umar.
Sekretaris DPD II Partai Golkar Halmahera Utara Heri Hiorumu mengatakan, ketujuh kader ini dipecat karena mendukung calon di luar putusan partai.
Menurut Hery, pemecatan Kader itu berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Kantor Partai Golkar Kabupaten Halmahera Utara.
“Kader yang dipecat tidak bisa lagi mengatasnamakan Partai Golkar dalam setiap kegiatan-kegiatan politik dan kemasyarakatan,” katanya (man).
