TERNATE, HR – Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman serah terima kunci pengelolaan pembangunan hunian tetap pasca banjir bandang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Maluku, Rabu (22/1/2025) di Kelurahan Jambula.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Maluku Pither Pakabi yang diwakili Kasatker Penyediaan Perumahan Provinsi Maluku Utara, Refi Latuamury mengatakan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Maluku Satuan Kerja Penyediaan Provinsi Maluku Utara yang sudah di bangun pada tahun 2024 yakni, pemeliharaan dan perawatan rumah susun STPK Banau Kabupaten Halmahera Barat, rumah susun SMK Negeri 2 Kota Ternate, bantuan stimulan perumahan swadaya BSPS di Provinsi Maluku Utara sebanyak 1.456 unit yang tersebar di 10 kabupaten kota.
Katanya, di tahun 2024 juga telah dilaksanakan pembangunan rumah khusus hunian tetap di Kota Ternate yang diperuntukkan warga korban bencana Kelurahan Rua dengan tipe 36 sebanyak 49 unit dan 1 musalah dalam waktu 100 hari dengan nilai bantuan kurang lebih Rp20 milyar yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya.
Kata dia, pembangunan Huntap Kota Ternate merupakan salah satu wujud sinergitas Kementerian PUPR dengan Pemda. Sinergitas ini merupakan dukungan Pemerintah terhadap masyarakat terdampak korban bencana di seluruh Indonesia dengan memberikan hunian layak huni bagi masyarakat korban bencana.
Sementara, Wali Kota Ternate mengatakan, dengan komitmen Pemda bersama Kementerian PUPR telah terbangun 49 unit hunian tetap yang diperuntukan bagi warga terdampak yang terkena langsung dari bencana tersebut.
“Ada hikmah dari itu semua sehingga ini menjadi konsen kita di Kota Ternate untuk lebih memperhatikan hal terkait masalah lingkungan. Banyak pelajaran yang kita dapatkan dari kejadian tersebut dan kejadian sebelumnya yang terjadi di Kota Ternate. Dan beberapa waktu lalu kedatang mantan Menteri PUPR Basuki itu bagian komitmen dari Pemda,” ucapnya.
Dikatakannya, tanah ini yang telah terbangun merupakan rezekinya warga Rua, tanah ini diperuntukan untuk kepentingan lain.
“Tetapi saya tahan – tahan, saya tidak tahu apa jawabannya dari tanah ini. Dan ternyata jawabannya adalah ketika terjadi bencana, bagaimana kita membayangkan kalau saat itu tidak ada tanah ini. Kita akan sampai saat ini belum punya jawaban pada saat itu, jadi memang rezekinya orang Rua meski berada di Jambula,” tandasnya.
Tak hanya itu, 49 unit yang telah terbangun dengan fasilitas lainnya yang ikut terbangun termasuk sekolah. Bahkan ada aspirasi juga dari warga dan pemerintah siap bantu bagi yang belum dapat.
“Ketika terjadi bencana warga tidak sendiri, Pemda juga perhatikan dan ini merupakan komitmen,” pungkasnya.(nty)